Rabu, 26 November 2025 - 21:19 WIB
Ilustrasi perempuan sedang melamun.(Foto: Facebook Jelita Karlita)

Artikel.news, Makassar - Sebuah penelitian terbaru menunjukkan bahwa melamun sesaat merupakan upaya otak untuk mengejar ketertinggalan yang biasanya terjadi saat tertidur.
Penelitian ini dilakukan oleh para peneliti di Massachusetts Institute of Technology (MIT) menggunakan pengukuran otak yang diambil oleh perekam elektroensefalogram (EEG) dan pemindai pencitraan resonansi magnetik fungsional (fMRI).
Periode tidak fokus atau kegagalan perhatian dalam istilah penelitian disertai dengan gelombang cairan serebrospinal (CSF) yang mengalir ke luar dari otak, sebelum kembali satu atau dua detik kemudian.
Pola tersebut sesuai dengan gelombang CSF yang biasanya terjadi saat tidur nyenyak. Aliran cairan malam hari ini diyakini membantu membersihkan otak dari produk limbah yang menumpuk di siang hari.
Peserta studi masing-masing diuji dua kali, setelah tidur nyenyak semalam dan setelah semalam di laboratorium tanpa tidur sama sekali.
Ditemukan bahwa kinerja kognitif mereka selama tes studi umumnya lebih buruk ketika peserta tidak tidur semalam sebelumnya.
Meskipun melamun sesekali terjadi setelah tidur semalaman, hal itu jauh lebih umum terjadi setelah para peserta terjaga semalaman. Rasanya seolah-olah otak sedang berusaha mengejar ketertinggalan dari tidur mikro.
"Salah satu cara untuk memahami peristiwa tersebut adalah karena otak Anda sangat membutuhkan tidur, sehingga ia berusaha semaksimalmungkin untuk memasuki kondisi seperti tidur guna memulihkan beberapa fungsi kognitif," kata Zinong Yang, ahli saraf yang memimpin penelitian tersebut, dikutip dari Kumparan.com, Rabu (26/11/2025), yang melansir Science Alert.
Sistem cairan otak mencoba memulihkan fungsinya dengan mendorong otak untuk beralih antara kondisi perhatian tinggi dan kondisi aliran tinggi. Kurangnya waktu istirahat meningkatkan risiko penyakit, sehingga menyebabkan gangguan pada bagian otak tertentu.
Selain itu, hal ini mengubah perspektif kita terhadap dunia. Studi ini juga menunjukkan beberapa cara otak mencoba mengejar ketertinggalan tidur.
"Hasil ini menunjukkan kepada kita, bahwa terdapat sirkuit terpadu yang mengatur apa yang kita anggap sebagai fungsi otak tingkat tinggi, perhatian kita, kemampuan kita untuk memahami dan merespons dunia. Juga proses fisiologis fundamental yang sangat mendasar seperti dinamika fluida otak, aliran darah di seluruh otak, dan penyempitan pembuluh darah," ujar Laura Lewis, ahli saraf MIT.
| Laporan | : | Fadli |
| Editor | : | Ruslan Amrullah |