Senin, 10 Februari 2025 - 21:12 WIB
Menteri Kebudayaan (Menbud) Fadli Zon (tengah baju batik), pada Seminar Internasional Pantun Nusantara: Strategi Kultural Merawat Warisan Budaya di Era Digital yang digelar oleh BRIN. (Foto: istimewa)
artikel.news - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) berupaya mempertahankan eksistensi tradisi lisan Indonesia, seperti pantun, melalui pemanfaatan teknologi digital. Upaya ini menjadi salah satu wujud dalam mendukung pelestarian warisan budaya dengan cara-cara inovatif.
Kepala Organisasi Riset Arkeologi, Bahasa, dan Sastra BRIN, Herry Yogaswara menegaskan, dalam menjalankan tupoksi, pihaknya tidak hanya berperan dalam penelitian akademik, namun juga menjaga pelestarian budaya termasuk pantun yang merupakan bentuk sastra lisan yang tua, warisan budaya yang diakui UNESCO sebagai warisan budaya tak benda.
Herry menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam pendokumentasian dan digitalisasi pantun agar tetap relevan pada era modern.
"Ke depannya, sesuai dengan tema seminar ini, maka kerja kolaboratif dengan unit kerja lain di BRIN, seperti misalnya dengan organisasi riset elektronik dan informatika (dilakukan) untuk melakukan pendokumentasian, pembuatan data raya dan korpus dapat dilakukan," ucapnya dalam seminar internasional bertajuk "Pantun Nusantara: Strategi Kultural Merawat Warisan di Era Digital" di Jakarta, Senin (10/2/2025)
Menteri Kebudayaan (Menbud), Fadli Zon mengemukakan bahwa platform digital bisa dimanfaatkan untuk mempromosikan pantun, memperkenalkan jenis puisi lama itu kepada kaum muda.
Menurut dia, platform media sosial dan aplikasi digital bisa menjadi sarana promosi pantun yang efektif menjangkau kalangan muda, yang umumnya sering menggunakan perangkat elektronik dalam kegiatan sehari-hari.
Ia mengatakan bahwa teknologi digital juga dapat dimanfaatkan untuk mendukung upaya pendokumentasian dan pelestarian pantun.
"Saya kira sudah berlangsung sampai sekarang, digitalisasi warisan budaya, mengonversi bentuk budaya tradisional dalam bentuk e-book, podcast, augmented reality, membuat arsip digital untuk mendokumentasikan pantun," ia menjelaskan.
Menteri Kebudayaan mengatakan bahwa masih ada sekitar 10.000 pantun khas Minangkabau yang belum dibukukan atau didokumentasikan.
Menurut dia, masih ada tantangan dalam upaya untuk merekam tradisi lisan, menghadirkannya dalam bentuk video naskah atau video lirik, dan menyimpannya menjadi arsip digital.
Oleh karena itu, Menteri Kebudayaan menyeru komunitas-komunitas budaya untuk aktif membantu mendokumentasikan pantun.
Selain itu, dia mengimbau komunitas-komunitas budaya mendukung upaya pelestarian pantun dengan mengadakan acara seperti festival berbalas pantun.
Laporan | : | Nabilah Kurnia |
Editor | : | Ruslan Amrullah |