Kamis, 12 Oktober 2023 - 20:56 WIB
Jejak kaki manusia berusia lebih dari 20 ribu tahun di Taman Nasional White Sands, New Mexico, AS.(Foto: National Park Service/Science)
Artikel.news, New Mexico - Tim peneliti menemukan jejak kaki manusia berusia 23 ribu hingga 20 ribu tahun di New Mexico, Amerika Serikat (AS), pada dua tahun lalu.
Kala itu banyak peneliti yang skeptis pada penanggalan tersebut. Namun, penelitian terbaru menegaskan bahwa jejak kaki itu tercipta saat manusia berkeliaran di Amerika Utara selama Zaman Es.
“Respons dari beberapa kelompok arkeologi adalah keakuratan penanggalan yang kami lakukan tidak cukup untuk membuat klaim luar biasa bahwa manusia hadir di Amerika Utara selama Zaman Es Terakhir. Namun, metodologi yang kami lakukan dalam penelitian saat ini benar-benar membuahkan hasil,” kata Jeff Pigati, salah satu penulis utama studi dan ahli geologi di United States Geological Survey, dilansir dari Kumparan.com, Kamis (12/10/2023), yang mengutip IFL Science.
Jejak kaki manusia purba pertama kali ditemukan di Taman Nasional White State, New Mexico, pada 2021. Untuk menentukan kapan jejak kaki tercipta, para ilmuwan menggunakan penanggalan radiokarbon pada bahan organik di lapisan sedimen di sekitarnya.
Hasilnya menunjukkan bahwa jejak manusia tersebut tercetak di tanah antara 23.000 hingga 21.000 tahun lalu.
Namun, klaim tersebut memicu kontroversi di kalangan akademisi. Para peneliti yang skeptis berpendapat, penanggalan yang dilakukan dalam penelitian tersebut didasarkan pada benih tanaman air yang disebut Ruppia cirrhosa.
Tumbuhan air diketahui dapat mengambil karbon dari atom karbon yang terlarut di dalam air. Beberapa ilmuwan berpendapat, lapisan yang diuji bisa saja jauh lebih tua daripada usia sebenarnya.
Untuk menyelesaikan perdebatan ini, para peneliti akhirnya menggunakan metode baru untuk menentukan umur jejak kaki.
Dalam studi baru yang terbit di jurnal Science, tim peneliti yang sama kembali menghitung usia serbuk sari terestrial yang dikumpulkan dari lapisan yang sama dengan benih Ruppia.
Ini karena tanaman jenis konifera yang hidup di darat mampu mengikat karbon di atmosfer, jadi kecil kemungkinan penanggalannya akan meleset.
Hasilnya, seperti penelitian sebelumnya, tes kembali dengan tanggal yang sama, bahwa jejak kaki manusia itu tercetak sekitar 23 ribu hingga 22 ribu tahun lalu.
“Bahkan ketika penelitian sebelumnya diterbitkan, kami terus menguji hasil kami dengan berbagai bukti dan teknik kronologis independen,” kata Kathleen Springer, salah satu penulis studi dalam sebuah pernyataan.
“Meskipun kami yakin dengan usia benih asli, kami juga ingin menguatkan kepercayaan orang-orang. Zaman sekarang, dikombinasikan dengan bukti geologis, hidrologi, dan stratigrafi yang kuat, secara tegas mendukung kesimpulan bahwa manusia hadir di Amerika Utara pada masa Maksimum Glasial yang lalu.”
Dikonfirmasinya tanggal jejak kaki manusia ini bisa berimplikasi besar karena dapat memberi informasi kapan manusia pertama kali bermigrasi ke Amerika Utara.
Selama ini, banyak ilmuwan mengamini penduduk awal yang datang ke benua Amerika adalah kelompok “budaya Clovis” yang menetap di benua tersebut sekitar 15 ribu hingga 13 ribu tahun lalu.
Penemuan baru mendorong mundur rentang waktu manusia datang ke Amerika, di mana manusia diperkirakan datang pertama kali ke Amerika antara 25 ribu hingga 33 ribu tahun lalu. Kendati bukti konkritnya tidak banyak, tapi banyak bukti yang mendukung klaim ini, salah satunya jejak manusia.
Laporan | : | Faisal |
Editor | : | Ruslan Amrullah |