Jumat, 02 Desember 2022 - 18:14 WIB
Ilustrasi Muslimah Swedia.(Foto: thegatewaypundit.com)
Artikel.news, Stockholm - Kebijakan anti-Islam sedang dirancang di Swedia. Pemerintah Swedia bakal melarang sekolah berbasis agama Islam beroperasi. Aturan itu sedang dirancang dalam RUU dan bakal dijalankan pada 2024.
Tokoh Muslim Swedia menyebut jika RUU tersebut sebagai bentuk diskriminasi. Sebab, RUU tersebut hanya berlaku bagi sekolah agama Islam.
Dilansir dari Republika.co.id, Jumat (2/12/2022), Menteri Pendidikan negara Nordik Lena Axelsson Kjellblum mengatakan, pada dasarnya mencegah sekolah agama Islam untuk berkembang dengan meningkatkan jumlah siswanya atau membuka cabang baru mulai tahun 2024 dan seterusnya.
Sejauh ini, hanya sekolah Islam yang menjadi sasaran undang-undang tersebut, yang memicu protes dari organisasi, peneliti, dan sekolah Muslim, dengan alasan bahwa keputusan untuk menutup sekolah Islam tidak didasarkan pada hasil akademik yang buruk atau kekurangan pengajaran lainnya, tetapi lebih bersifat anti-politik. motif islami.
Mohamed Amin Kharraki, kepala sekolah Muslim independen Framstegsskolan di pinggiran Ragsved Stockholm, mengatakan, kepada Anadolu Agency (AA) bahwa sekitar 20 sekolah yang mengklasifikasikan diri mereka sebagai Islam atau yang dimiliki oleh Muslim ditutup dengan hanya tiga yang tersisa, pertempuran gugatan terhadap mereka.
Mei 2022 lalu, inspektorat sekolah negara itu mengumumkan akan menutup Framstegsskolan. Namun, pihak sekolah memenangkan banding dan PTUN mengatakan keputusan tersebut seharusnya tidak berlaku lagi, sambil menunggu putusan.
Keputusan inspektorat untuk menutup sekolah tersebut didasarkan pada laporan dinas keamanan domestik Swedia (SAPO) dengan "klaim konspirasi" tentang kelompok Ikhwanul Muslimin, agenda rahasia, dan dugaan label teroris yang membuat beberapa peneliti bingung.
"Jika saya tidak memiliki latar belakang penelitian yang saya miliki, bahwa saya mempelajari dan meneliti Ikhwanul Muslimin, saya akan takut pada kegelapan. Pada dasarnya saya takut pada semua pemimpin Muslim di Swedia," kata outlet berita lokal Syre mengutip Emin Poljarevic, seorang profesor di bidang sosiologi agama.
“Hal ini semakin menunjukkan bahwa kita memiliki iklim sosial di mana Muslim dieksotifikasi dan dibuat curiga. Sayang sekali Sapo, dari semua otoritas, telah jatuh ke dalam lubang itu,” kata Poljarevic, dosen teologi dan filsafat Islam di Uppsala seperti dilansir dari Daily Sabah.
Laporan | : | Supri |
Editor | : | Ruslan Amrullah |