Kamis, 28 Agustus 2025 - 14:00 WIB
Artikel.News, Makassar - Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) Sulawesi Selatan, Tenggara, dan Barat (SulseItrabar) Wibawa Pram Sihombing mengungkapkan bahwa realisasi dana transfer ke daerah (TKD) di Sulsel hingga Juli 2025 telah mencapai Rp18,1 triliun dari total pagu anggaran Rp32,9 triliun.
"Untuk transfer dana pusat ke daerah itu sudah sekitar 55,01 persen dari pagu anggaran Rp32,9 triliun," ujarnya di Makassar, Kamis.
Wibawa Pram Sihombing yang juga menjabat Kepala Perwakilan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Sulsel menuturkan bahwa serapan belanja TKD ini terutama dipengaruhi oleh Dana Alokasi Umum (DAU) yang telah terealisasi sebesar Rp13,1 triliun.
Selain itu, Dana Alokasi Khusus (DAK) juga memberikan kontribusi signifikan dengan realisasi mencapai Rp3,2 triliun.
Tidak hanya itu, penyaluran Dana Desa hingga kini telah menembus Rp1,3 triliun, Dana Bagi Hasil (DBH) sebesar Rp415,6 miliar, serta Dana Insentif Fiskal yang sudah tersalurkan sebesar Rp116,4 miliar.
Belanja transfer ke daerah tersebut diarahkan untuk mendukung berbagai program pembangunan di Sulsel, mulai dari pariwisata, pendidikan, hingga infrastruktur.
Sebagai contoh, Dana Desa digunakan untuk mengembangkan destinasi wisata lokal seperti Wisata Dolli di Maros dan Wisata Kampung Galung di Sinjai.
Kedua destinasi ini diharapkan dapat meningkatkan daya tarik wisata daerah, sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat setempat yang mayoritas menggantungkan hidup pada sektor UMKM dan pariwisata.
Sementara itu, Dana Alokasi Khusus (DAK) difokuskan pada pembangunan sarana pendidikan serta perbaikan infrastruktur irigasi.
Program tersebut diwujudkan melalui rehabilitasi ruang kelas di SDN 122 Mangottong, Kabupaten Sinjai, serta perbaikan jaringan irigasi di Majauleng, Kabupaten Wajo.
Dengan langkah ini, pemerintah berharap kualitas pendidikan dan ketahanan pangan di Sulsel bisa semakin meningkat.
Wibawa menekankan bahwa pemanfaatan dana transfer ini tidak hanya ditujukan untuk pembangunan fisik, tetapi juga diarahkan untuk memperkuat layanan publik di daerah.
Menurutnya, optimalisasi penyaluran TKD merupakan salah satu instrumen penting untuk memperkuat kapasitas fiskal daerah dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
"Dengan realisasi yang sudah melewati angka 50 persen, diharapkan hingga akhir tahun seluruh anggaran dapat terserap maksimal sehingga manfaatnya benar-benar dirasakan masyarakat di seluruh pelosok Sulawesi Selatan," ucapnya.
Pencapaian ini menunjukkan bahwa pengelolaan keuangan negara di Sulsel terus diarahkan pada pembangunan yang inklusif.
Tidak hanya pembangunan perkotaan seperti Makassar, tetapi juga wilayah-wilayah lain di Sulsel agar tidak terjadi kesenjangan pembangunan.
Dengan dukungan TKD, Sulsel diharapkan mampu mempercepat transformasi ekonomi berbasis pariwisata, pendidikan, serta ketahanan pangan
Laporan | : | Aan |
Editor | : | Ruslan Amrullah |