Sabtu, 02 Desember 2023 - 09:48 WIB
Artikel.news, Majene - Kabupaten Majene, Provinsi Sulawesi Barat, menghadapi tantangan serius dengan angka prevalensi stunting mencapai 40,6 persen pada tahun 2022, meningkat 4,9 persen dari tahun sebelumnya.
Keprihatinan ini diungkapkan secara tegas oleh Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Majene, Hasnawati, saat membuka acara Promosi dan KIE Percepatan Penurunan Stunting di Tingkat Kabupaten.
Acara yang berlangsung di Lapangan Desa Pelattoang, Kecamatan Tammeroddo Sendana, Kabupaten Majene, pada Rabu (29/11/2023), dihadiri oleh 350 peserta, terdiri dari para penyuluh KB dan Institusi Masyarakat Pedesaan (IMP) yang merupakan kader dan ujung tombak program Bangga Kencana di Lini Lapangan.
Hasnawati menyoroti urgensi penanganan stunting sebagai masalah serius yang dapat berdampak signifikan pada pembangunan sumber daya manusia di Indonesia, khususnya di Kabupaten Majene.
"Kami perlu segera bertindak untuk menanggulangi stunting agar tidak merugikan pembangunan generasi masa depan," ujar Hasnawati.
Dalam kesempatan tersebut, Hasnawati juga mengucapkan terima kasih atas dukungan moril dari Komisi IX DPR RI yang telah memperhatikan Kabupaten Majene dalam upaya penurunan stunting dan angka kemiskinan ekstrim.
Ia berharap agar pada tahun 2024, Kabupaten Majene mendapatkan dorongan anggaran yang signifikan untuk mendukung program penurunan stunting.
"Mudah-mudahan pada tahun 2024 ada dorongan anggaran ke Kabupaten Majene dalam mendukung penurunan stunting. Kerjasama dan dukungan dari berbagai pihak sangat diperlukan untuk mencapai tujuan ini," pinta Hasnawati.
Pemerintah Daerah Sulawesi Barat memperkuat langkah-langkahnya dalam penanganan stunting dengan menggencarkan program "Ayo ke Posyandu.
Program ini menjadi salah satu inisiatif utama dalam upaya memenuhi kebutuhan gizi ibu hamil dan balita, serta untuk melakukan pemantauan dan berbagi informasi terkait pencegahan stunting.
Plt. Kepala Perwakilan BKKBN Sulawesi Barat, Rezky Murwanto, menekankan pentingnya peran penyuluh KB di lapangan dalam meningkatkan capaian kinerja. Apresiasi khusus diberikan oleh PJ Gubernur Sulawesi Barat kepada para penyuluh KB yang gigih menggalakkan Gerakan Ayo ke Posyandu.
"Alhamdulillah, ternyata di Majene hanya tersisa 1 kecamatan yang belum mencapai seratus persen posyandunya. Ayo kita seratus persenkan gerakan Posyandu di Majene," seru Rezky, disambut antusias oleh para peserta yang hadir.
Rezky juga mengajak para kader untuk terus mengingatkan dan mengajak keluarga untuk hadir pada kegiatan posyandu serta berbagai kegiatan yang diselenggarakan oleh BKKBN.
Menurutnya, partisipasi aktif masyarakat, khususnya ibu-ibu kader, sangat penting dalam menurunkan angka stunting.
"Kami mohon bantuan kepada ibu-ibu kader untuk tidak lelah mengajak tetangga dan keluarga ke posyandu, ke Bina Keluarga Balita, Bina Keluarga Remaja, Bina Keluarga Lansia, dan program BKKBN lainnya," tandas Rezky.
Langkah konkret ini diharapkan dapat memberikan dampak positif dalam menanggulangi stunting di Sulawesi Barat, serta membentuk masyarakat yang lebih sadar akan pentingnya peran posyandu dalam menjaga kesehatan ibu dan anak.
Hadir sebagai Pembicara pada kegiatan tersebut, Anggota Komisi IX DPR RI, Dra. Hj. Andi Ruskati Ali Baal, mengajak para kader dan penyuluh KB untuk bersatu tangan dalam upaya menurunkan angka stunting di Kabupaten Majene.
Dalam upayanya untuk memberikan edukasi terhadap masyarakat, terutama terkait dengan 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), pola hidup sehat, dan program Isi Piringku.
"Mudah-mudahan tahun ini ada perubahan dan terjadi penurunan stunting, dengan menggerakkan berbagai pihak yang terlibat," kata Ruskati.
Ia menekankan pentingnya pendekatan ke masyarakat untuk memberikan pemahaman mendalam terhadap isu-isu tersebut.
Ruskati Ali Baal lebih lanjut menjelaskan bahwa perubahan perilaku masyarakat dapat dimulai melalui edukasi yang tepat.
Oleh karena itu, ia mendorong para kader dan penyuluh KB untuk secara aktif memberikan informasi terkait 1000 HPK, pola hidup sehat, dan program Isi Piringku kepada masyarakat.
Dalam konteks ini, Ruskati menekankan perlunya pengawasan yang ketat terhadap pelaksanaan pendampingan kepada keluarga berisiko stunting. Tim Pendamping Keluarga yang tersebar di seluruh desa diharapkan dapat memastikan bahwa keluarga yang diidentifikasi sebagai berisiko stunting menerima fasilitasi dan pendampingan yang optimal.
"Jadi pengawasannya ini harus diperketat, agar betul-betul masyarakat paham bahwa stunting ini merugikan masyarakat," tutupnya.
Andi Ruskati Ali Baal berharap bahwa dengan sinergi antara pemerintah, kader, penyuluh KB, dan masyarakat, Kabupaten Majene dapat mencapai perubahan signifikan dalam menurunkan angka stunting.
Laporan | : | Faisal |
Editor | : | Ruslan Amrullah |