Jumat, 29 Juli 2022 - 19:50 WIB
Artikel.news, Jakarta - Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno menilai Habib Rizieq Shihab sudah tidak memiliki pengaruh dalam percaturan politik Indonesia.
Dia juga menganggap Rizieq merasa sakit hati lantaran pihak yang didukungnya di Pemilihan Presiden/Wakil Presiden, yakni Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, bergabung dengan koalisi Presiden Joko Widodo.
Ditambah lagi organisasi Front Pembela Islam (FPI) sudah dibubarkan.
"Panggungnya sudah bubar, organisasi sudah dibubarkan dan dianggap sebagai organisasi terlarang," kata Adi, dikutip dari jpnn.com, Jumat (29/7/2022).
Menurut Adi, hal itu membuat Habib Rizieq Shihab ditinggalkan oleh para elite politik yang pernah didukungnya saat Pilpres 2019 dan Pilkada DKI Jakarta 2017.
"Tidak mengherankan ketika bebas, tidak ada satu pun elite politik yang datang. Itu menunjukkan HRS sudah mulai tidak dihitung, bukan lagi magnet politik," lanjutnya.
Adi menyebutkan sikap yang ditunjukkan oleh elite-elite tersebut membuat Rizieq lebih berhati-hati untuk kembali terjun ke dunia politik.
Rizieq sudah merasakan dikhianati ketika pihak yang didukungnya pada 2019, yaitu Prabowo Subianto-Sandiaga Uno malah bergabung dengan pemerintah.
Seolah tidak menyumbangkan apa pun, Rizieq dan kawan-kawannya pun ditinggalkan begitu saja.
"Ketika kesulitan, tidak ada satu pun dari mereka yang menjenguk atau memberikan bantuan hukum, tidak ada. Berakhir tragis," ujarnya.
Sebelumnya, terpidana perkara pelanggaran karantina kesehatan dan penyebaran kabar bohong, Rizieq Shihab telah mengantongi pembebasan bersyarat.
"Bahwa yang bersangkutan mendapatkan pembebasan bersyarat pada 20 Juli 2022," kata Juru Bicara Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjen PAS) Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) Rika Aprianti pada Rabu (20/7/2022) lalu.
Rizieq ditahan pada 12 Desember 2020, selanjutnya menjalani masa hukuman di rumah tahanan Bareskrim Polri.
Laporan | : | Faisal |
Editor | : | Ruslan Amrullah |