Sabtu, 08 Februari 2025 - 12:34 WIB
Foto: Sri Mulyani Indrawati (Instagram/@smindrawati)
artikel.news, Jakarta -- Ekonomi Indonesia di 2024 tumbuh kuat dan stabil sepanjang tahun lalu. Hal itu sesuai data Kementrian Keuangan yang menyebut pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2024 melambat jadi 5,03%, dari tahun 2023 yang mencapai 5,05%. Sedangkan pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV 2024 mencapai 5,02%, meningkat dari kuartal sebelumnya.
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, pertumbuhan ekonomi ini tetap stabil berkat investasi, manufaktur, serta konsumsi domestik yang terjaga. Sedangkan, untuk APBN berperan menjaga daya beli masyarakat melalui bantuan sosial dan stabilisasi harga.
"APBN menjaga daya beli masyarakat antara lain melalui belanja bantuan sosial bagi kelompok berpenghasilan rendah, serta penguatan distribusi pasokan pangan untuk stabilitas harga," tutur Sri Mulyani.tutur Sri Mulyani dalam keterangan tertulisnya, Rabu (5/2/2025).
Dia menerangkan, Dari sisi pengeluaran, konsumsi rumah tangga tumbuh 4,98 persen pada kuartal IV 2024, secara keseluruhan mencapai 4,94 persen sepanjang tahun.
Adapun sektor konsumsi rumah tangga tumbuh 4,94%, didukung inflasi yang terkendali dan peningkatan mobilitas. Investasi tumbuh 4,61%, dengan realisasi PMA dan PMDN mencapai Rp 1.714 triliun.
Konsumsi pemerintah tumbuh 6,61%, sementara sektor pertanian dan pertambangan melemah akibat penurunan produksi dan harga komoditas.
Sri Mulyani bilang, terjaganya konsumsi masyarakat didukung inflasi yang terkendali serta peningkatan mobilitas masyarakat. Peningkatan ini tercermin dari kenaikan okupansi hotel dan jumlah penumpang di berbagai moda transportasi.
Ia menambahkan, APBN menjaga daya beli masyarakat antara lain melalui belanja bantuan sosial bagi kelompok berpenghasilan rendah serta penguatan distribusi pasokan pangan untuk stabilitas harga. Selain itu, penciptaan lapangan kerja baru yang mencapai 4,79 juta di tahun 2024 turut mendorong konsumsi masyarakat.
Sementara itu konsumsi Lembaga Non-Profit yang Melayani Rumah Tangga (LNPRT) pada kuartal IV 2024 tumbuh 6,06 persen dan 12,48 persen sepanjang tahun 2024. Peningkatan ini didorong oleh aktivitas terkait penyelenggaraan Pemilu dan Pilkada serentak 2024, serta berbagai ajang olahraga.
"Kinerja yang sangat baik ini merupakan hasil peran belanja negara yang makin optimal sebagai shock absorber untuk menjaga konsumsi masyarakat, menjaga stabilitas ekonomi, dan mendukung agenda pembangunan," katanya.
Sri Mulyani menambahkan bahwa keberlanjutan upaya penguatan fundamental ekonomi terus dilakukan, antara lain melalui transformasi ekonomi, penguatan ketahanan pangan, pengembangan energi terbarukan, hilirisasi, peningkatan produktivitas tenaga kerja, serta perbaikan iklim investasi dan bisnis.
Pemerintah juga terus memperkuat kolaborasi, koordinasi, dan sinergi untuk mengoptimalkan dampak kebijakan bagi perekonomian dan kesejahteraan masyarakat, melalui kolaborasi kebijakan fiskal, moneter, dan sektor keuangan
Sementara itu, Presiden Prabowo Subianto pernah menyampaikan keyakinannya bahwa Indonesia mampu mencapai target pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen.
Optimisme tersebut disampaikan dalam arahannya pada acara Musyawarah Nasional Konsolidasi Persatuan Kadin Indonesia di Hotel The Ritz-Carlton, Jakarta, Kamis, 16 Januari 2025
"Saya baru mungkin menginjak bulan ketiga memimpin pemerintahan Republik Indonesia dan makin saya mempelajari keadaan perekonomian kita, saya makin merasa percaya diri, saya merasa optimis, saya percaya, saya yakin kita akan mencapai bahkan mungkin melebihi 8 persen pertumbuhan," ujar Prabowo.
Presiden Prabowo Subianto menargetkan pertumbuhan ekonomi 8% di akhir masa jabatannya dengan strategi pemangkasan anggaran dan efisiensi. Namun, tantangan global dan domestik membuat pencapaian target ini masih dipertanyakan.
Guna mencapai hal tersebut, Presiden Prabowo mengingatkan bahwa pengelolaan ekonomi harus dilakukan secara efisien dan berbasis pada logika serta perhitungan yang akurat. Ia menekankan bahwa pemborosan dan praktik yang tidak efisien harus dihentikan.
“Tidak mungkin ada organisasi yang survive kalau pengeluaran lebih besar dari pemasukan. Karena itu, saya bertekad memimpin suatu pemerintahan yang efisien,” ungkap Presiden.
Laporan | : | Sani Siti Aisyah |
Editor | : | Ruslan Amrullah |