Ahad, 19 Juni 2022 - 23:05 WIB
Ilustrasi: Pemandu lagu memakai faceshield saat simulasi penerapan protokol kesehatan di sebuah karaoke di Bandung, Jawa Barat.(foto: TribunJabar.id)
Artikel.news, Pangkalpinang - Seorang wanita tertipu iklan lowongan kerja (loker) yang didapatkannya di media sosial (medsos).
Pada iklan loker tersebut, wanita asal Kecamatan Nyalindung, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, ini, melihat jika pekerjaan yang ditawakan adalah menjadi karyawan di kafe dan restoran.
Ternyata, dia menjadi korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO) di Pangkalpinang, Kepulauan Bangka Belitung. Pekerjaan yang didapatkan bukan karyawan kafe atau restoran, melainkan yang terkait bidang prostitusi atau pekerja seks komersil (PSK).
SR mengatakan, peristiwa itu bermula ketika ia mencari pekerjaan, saat itu ia melihat iklan loker di medsos.
Dia lalu menghubungi nomor yang ada dalam iklan loker itu dan dijemput pada 15 Juni 2022 ke rumahnya.
"Awalnya lihat iklan lowongan kerja di medsos, kerja di kafe dan restoran, saya hubungi nomor yang tertera. Saya dijemput pakai travel ke Sukabumi, lalu ke bandara Soekarno-Hatta dan terbang ke Pangkalpinang. Sampai Kamis kemarin," ujarnya, dilansir dari TribunBatam.id, Ahad (19/6/2022).
Diketahui, SR tidak berangkat sendiri ke Pangkalpinang, ia berangkat bersama satu orang temannya. Ia mengatakan, saat di bandara diduga ada pihak yang memperlancar penerbangan.
Saat sampai di Pangkalpinang, SR kaget karena tidak ditempatkan di kafe ataupun restoran seperti yang dijanjikan sebelum keberangkatan.
Di sana SR mengaku dibawa masuk ke lingkungan hiburan malam semacam tempat karaoke. Ia mengaku disuruh jual diri alias bekerja di bidang prostitusi.
"Tadi malam juga disuruh open BO. Ada yang dari melihat, ada juga dari jalan, kita duduk di kursi. Jadi kita harus menawarkan diri. Saya takut ingin pulang," ucapnya.
Tidak betah dan ketakutan dengan kondisi yang dialaminya, SR telah meminta dipulangkan ke Sukabumi kepada pihak penyedia pekerjaan tersebut. Namun, SR tidak diperbolehkan pulang dengan alasan sudah dikontrak selama enam bulan.
"Jadi saya katanya sudah dikontrak enam bulan, awalnya bilang mes dan ongkos gratis. Tapi akhirnya harus bayar, saya mau kabur takut banyak yang mengawasi. Banyak yang ingin pulang, ada yang umurnya masih 20 tahun dari Bandung. Tolong kami," kata SR berharap pertolongan.
Sampai sekarang, SR mengaku belum mengabari keluarganya di Sukabumi karena tak tega dan tidak mau membuat khawatir.
Laporan | : | Faisal |
Editor | : | Ruslan Amrullah |