Selasa, 17 Desember 2024 - 22:58 WIB
Ilustrasi karyawan Alfamart sedang melayani konsumen.(Istimewa)
Artikel.news, Jakarta - Sepanjang tahun 2024, terjadi penutupan ratusan gerai Alfamart di seluruh Indonesia. Minimarket yang dikenal luas ini menghadapi berbagai tantangan, mulai dari lonjakan biaya sewa hingga perubahan strategi bisnis mitra waralabanya.
Meski begitu, pihak pengelola yakni PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk memastikan kinerja perusahaan tetap berada dalam jalur positif.
Salah satu alasan utama penutupan gerai adalah tingginya biaya sewa toko yang terus meningkat setiap tahun.
Corporate Affairs Director Alfamart, Solihin, menjelaskan bahwa kenaikan biaya sewa menjadi beban yang sulit ditoleransi jika nilainya tidak wajar.
“Biaya toko makin mahal. Kita memaklumi kalau naik, tapi kalau biaya sewa naiknya tinggi dan enggak wajar, ya harus ditutup,” ujar Solihin, dikutip dari Kompas.com, Selasa (17/12/2024).
Selain itu, sejumlah pemegang waralaba Alfamart memutuskan untuk beralih usaha dengan membuka gerai lain. Alfamart sendiri menawarkan kerja sama franchise dengan modal mulai dari Rp300 juta.
Solihin menegaskan bahwa perusahaan tidak bisa memaksa para pemegang franchise untuk tetap menjalankan gerainya.
“Ada toko franchise dan ada toko reguler, tapi yang pasti kalau franchise masa iya kita paksakan mereka harus buka,” jelasnya.
Meski begitu, Solihin memastikan bahwa jumlah toko yang tutup tahun ini masih jauh lebih sedikit dibandingkan dengan toko yang tetap beroperasi.
“Yang tutup, setengahnya pun enggak ada. Masih banyak yang buka,” pungkasnya.
Meskipun menghadapi penutupan sejumlah toko, kinerja keuangan PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk tetap mencatatkan pertumbuhan yang positif hingga kuartal III-2024.
Berdasarkan laporan keuangan di Bursa Efek Indonesia (BEI), perusahaan berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp2,39 triliun, meningkat 9,52 persen dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp2,19 triliun.
Pendapatan perusahaan juga naik 10,23 persen dari Rp80,02 triliun per September 2023 menjadi Rp88,21 triliun pada kuartal III-2024.
Namun, beban pokok pendapatan melonjak signifikan menjadi Rp69,24 triliun dari Rp53,12 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Laba bruto Alfamart mencapai Rp18,86 triliun, naik 11,66 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp16,89 triliun.
Beban penjualan dan distribusi juga tercatat meningkat dari Rp13,43 triliun menjadi Rp15,04 triliun, sementara beban umum dan administrasi naik dari Rp1,44 triliun menjadi Rp1,57 triliun.
Laporan | : | Fadli |
Editor | : | Ruslan Amrullah |