Rabu, 20 Desember 2023 - 12:37 WIB
Artikel.news - Pendapatan Sulawesi Selatan hingga 30 November 2023 mencapai Rp14,55 Triliun atau 96,41% dari target, dan mengalami pertumbuhan sebesar 6,96% (yoy). Hal ini disampaikan oleh Kepala Perwakilan Kemenkeu Sulsel yang juga Kepala Kanwil DJPb Provinsi Sulsel, Supendi dalam rilis Kinerja APBN di GKN Makassar, Rabu (20/12/2023).
Dikatakan Supendi, meski sedikit lebih rendah dibanding inflasi nasional kinerja pendapatan Sulawesi Selatan tetap solid dan positif dalam menjaga pemilihan ekonomi dan melindungi masyarakat.
Supendi mengatakan, hingga 30 November 2023 Belanja Negara APBN Sulsel mencapai Rp46,62 Triliun atau 85,03% dari pagu. Realisasi belanja negara APBN Sulsel meningkat 5,64% (yoy), sehingga APBN Anging Mammiri hingga 30 November 2023 mengalami defisit sebesar Rp32,07 Triliun.
Belanja Pemerintah Pusat (BPP) Anging Mammiri panjut Supendi telah mencapai Rp19,67 Triliun atau sebesar 79,18% dari target. Belanja ini difokuskan untuk percepatan penyelesaian infratruktur prioritas, penyaluran bansos, dan dukungan persiapan pelaksanaan pemilu.
“Adapun dana Transfer Ke Daerah (TKD) Anging Mammiri terealisasi sebesar Rp26,96 Triliun atau sebesar 89,86%, mengalami penurunan yoy dalam 3 tahun terakhir yang utamanya dikarenakan oleh penurunan pagu belanja,” jelasnya.
Untuk Belanja Negara Regional Sulawesi Selatan, kata Supendi kinerja Belanja Pegawai sebesar Rp7,95 Triliun atau 92,45% dari pagu sebesar Rp8,82 Triliun. Digunakan antara lain untuk gaji dan tunjangan yang melekat pada Pegawai Negeri meliputi PNS dan TNI/Polri, Dokter Pegawai Tidak tetap, Pejabat negara, serta Uang Makan PNS dan Belanja Uang Lauk Pauk TNI/Polri dan lainnya.
Untuk kinerja Belanja Barang sebesar Rp7,95 Triliun atau 76,70% dari pagu sebesar Rp9,68 Triliun. Selain digunakan untuk keperluan operasional satuan kerja K/L, anggaran Belanja Barang juga digunakan untuk Pembangunan Lanjutan Pasar Tempe Sengkang di Kab. Wajo, Rehabilitasi dan Renovasi Prasarana Sekolah Provinsi Sulawesi Selatan, Subsidi Angkutan Penyeberangan Perintis
Pada Lintas Bira-Jampea, Jampea-Labuan Bajo, Jampea-Marapokot, dan lain-lain.
Untuk Kinerja Belanja Modal sebesar Rp3,70 Triliun atau 63,75% dari pagu sebesar Rp5,54 Triliun, yang digunakan antara lain untuk Pembangunan Bendungan Pamukkulu Paket 1 & 2 Kab. Takalar, Pembangunan Jalur Kereta Api Siding Mangilu – Tonasa, Pekerjaan Pembangunan Jaringan Irigasi Baliase Kab. Luwu Utara, dan lain-lain.
Untuk Kinerja Belanja Sosial sebesar Rp0,075 Triliun atau 94,25% dari pagu, yang digunakan antara lain untuk Kelompok Rentan yang mendapatkan Asistensi Rehabilitasi Sosial, Siswa SMTK/SMAK Penerima PIP, dan Literasi Khusus bagi Penyandang Disabilitas Netra.
“Risiko dan ketidakpastian global masih tinggi, harus terus diantisipasi dan dimitigasi. Kinerja perekonomian Indonesia terjaga baik. Laju pertumbuhan ekonomi tahun 2023 diperkirakan dapat dijaga di kisaran 5%, ditopang oleh permintaan domestik yang masih kuat. Momentum pemulihan ekonomi yang terus terjaga hingga 2023 akan menjadi pondasi yang kuat bagi pertumbuhan yang lebih kuat, inklusif dan berkelanjutan,” jelasnya.
Untuk ekonomi Sulawesi Selatan disebutkan Supendi masih terjaga solid ditandai dengan neraca perdagangan yang kuat, aktivitas konsumsi yang bertumbuh, dan inflasi yang terkendali. APBN Anging Mammiri tetap kuat seiring pendapatan negara yang terjaga positif dan kinerja belanja negara yang bertumbuh.
“Kinerja APBN 2023 terjaga kuat dan sehat. Fungsi APBN sebagai shock absorber dan mendukung transformasi ekonomi terus dioptimalkan,” jelasnya.
Laporan | : | Febriansyah |
Editor | : | Ruslan Amrullah |