Ahad, 17 September 2023 - 22:38 WIB
Ilustrasi perempuan merapikan tempat tidur.(Foto: Orami.co.id)
Artikel.news, Makassar - Menjaga kerapian diri sendiri maupun lingkungan sekitar memang merupakan hal yang baik.
Namun, bila kebiasaan ini sudah sampai di tahap berlebihan dan bahkan bisa mengganggu aktivitas, maka perlu berhati-hati.
Bahaya jadi orang terlalu rapi ini, mungkin saja merupakan salah satu tanda dari gangguan kesehatan mental yang tidak disadari.
Gangguan obsesif komplusif (OCD) adalah sebuah masalah yang berkaitan dengan kebiasaan ini.
Dikutip dari Gridhealth.id, Ahad (17/9/2023), yang melansir Mind UK, OCD terdiri atas dua bagian utama yakni obsesi dan komplusi.
Obsesi adalah pikiran, gambaran, dorongan, kekhawatiran, atau keraguan yang tidak diinginkan tapi terus berulang di pikiran. Akibatnya timbul perasaan cemas.
Komplusi adalah ktivitas berulang yang dilakukan untuk mengurangi kecemasan akibat obsesi tersebut.
Misalnya bagi orang yang terlalu rapi, akan merasa cemas saat melihat benda yang posisinya sedikit miring.
Untuk menghilangkan rasa cemas itu, maka posisi bendanya akan diberpaiki dan ini bisa terjadi berulang kali sampai yakin posisinya sudah tepat.
Selain itu, gejala OCD lainnya yakni saat menumpuk barang, maka harus disusun sesuai dengan ukuran dan posisinya juga simetris.
Tidak selamanya orang yang mengalami masalah kesehatan mental ini dapat mengelola kondisinya dengan baik.
Dilansir dari Better Health, bahaya jadi orang terlalu rapi karena OCD yakni terbuangnya waktu dalam kehidupan sehari-hari dan dapat mengganggu hubungan dengan orang sekitar.
Hal ini juga dapat berdampak negatif pada pendidikan maupun pekerjaan yang sedang dijalani.
Saat OCD menjadi lebih parah, pengidapnya akan berusaha untuk menghindari hal-hal yang memicu ketakutan obsesifnya.
OCD juga dapat menyulitkan orang untuk melakukan aktivitas sehari-hari yang sebenarnya sederhana seperti makan, minum, berbelanja, atau membaca.
Masalah kesehatan mental ini juga terkadang diperburuk oleh depresi dan gangguan kecemasan lainnya, termasuk kecemasan sosial dan gangguan panik.
Laporan | : | Fadli |
Editor | : | Ruslan Amrullah |