Sabtu, 08 Juli 2023 - 18:38 WIB
Artikel.news, Makassar - Stres didefinisikan sebagai keadaan ketegangan mental atau emosional yang disebabkan oleh keadaan yang merugikan. Ada juga beberapa ciri-ciri seseorang berada di puncak stres yang perlu diwaspadai.
Kebanyakan orang mengalami stres karena berbagai faktor. Faktanya, satu penelitian menemukan bahwa sebanyak 33 persen orang dewasa dilaporkan mengalami tingkat stres yang dirasakan tinggi.
Stres dapat mempengaruhi emosi, tubuh, dan bagaimana seseorang berperilaku, dengan berbagai cara. Terkadang, ketika stres itu muncul, mereka bisa langsung tahu. Di sisi lain, mungkin mereka akan terus berjalan tanpa mengenali tanda-tandanya.
Dilansir dari Haibunda.com, Sabtu (8/7/2023), berikut beberapa Ciri seseorang berada di puncak stres
Kondisi stres yang tinggi berkaitan dengan kesehatan fisik dan mental seseorang. Berikut adalah beberapa tanda bahwa Bunda mengalami stres yang cukup tinggi.
1. Muncul jerawat
Jerawat adalah salah satu tanda yang paling jelas ketika seseorang stres. Sebagian besar orang yang tengah stres, mereka cenderung menyentuh wajah mereka. Hal inilah yang bisa menyebabkan munculnya bakteri dan perkembangan jerawat.
Melansir dari laman Healthline, beberapa penelitian juga menegaskan bahwa jerawat dapat dikaitkan dengan tingkat stres yang lebih tinggi.
Sebuah studi mengukur tingkat keparahan jerawat pada 22 orang sebelum dan selama ujian. Peningkatan tingkat stres akibat pemeriksaan dikaitkan dengan tingkat keparahan jerawat yang lebih besar.
2. Sakit kepala
Banyak penelitian telah menemukan bahwa stres dapat menyebabkan sakit kepala, suatu kondisi yang ditandai dengan rasa sakit di daerah kepala atau leher.
Satu studi dari 267 orang dengan sakit kepala kronis menemukan bahwa peristiwa stres mendahului perkembangan sakit kepala kronis di sekitar 45 persen kasus.
Sebuah studi yang lebih besar menunjukkan bahwa peningkatan intensitas stres dikaitkan dengan peningkatan jumlah hari sakit kepala yang dialami per bulan.
3. Masalah pencernaan
Masalah pencernaan seperti diare dan sembelit juga bisa disebabkan oleh tingkat stres yang tinggi. Stres dapat mempengaruhi mereka yang mengalami gangguan pencernaan seperti sindrom iritasi usus atau penyakit radang susu. Ini ditandai dengan sakit perut, kembung, diare, dan sembelit.
Perlu diingat juga bahwa banyak faktor lain yang dapat menyebabkan masalah pencernaan, seperti pola makan, dehidrasi, tingkat aktivitas fisik, infeksi, atau obat-obatan tertentu.
4. Perubahan nafsu makan
Perubahan nafsu makan biasa terjadi selama masa stres. Ketika stres, Bunda mungkin tidak nafsu makan sama sekali atau dengan rakut menyerbu lemari es di tengah malam.
Perubahan nafsu makan ini juga dapat menyebabkan fluktuasi berat badan selama periode stres. Sebuah penelitian terhadap 1.355 orang menemukan bahwa stres dikaitkan dengan penambahan berat badan pada orang dewasa yang kelebihan berat badan.
5. Depresi
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa stres yang tinggi dapat berkontribusi pada perkembangan depresi.
Sebuah studi dari 816 wanita dengan depresi berat menemukan bahwa timbulnya depresi secara signifikan terkait dengan stres akut dan kronis.
Perlu diingat bahwa penelitian tersebut menunjukkan adanya hubungan, tetapi tidak berarti bahwa stres menyebabkan depresi. Diperlukan lebih banyak penelitian tentang peran stres dalam perkembangan depresi.
6. Detak jantung cepat
Detak jantung yang cepat dan meningkat juga bisa menjadi gejala tingkat stres yang tinggi. Sebuah studi mengukur reaktivitas detak jantung sebagai respons terhadap peristiwa stres dan non-stres, menemukan bahwa detak jantung secara signifikan lebih tinggi selama kondisi stres.
Detak jantung yang cepat juga dapat disebabkan oleh tekanan darah tinggi, penyakit tiroid, kondisi jantung tertentu, dan dengan meminum minuman berkafein atau alkohol dalam jumlah besar.
7. Berkeringat
Paparan stres juga dapat menyebabkan keringat berlebih. Stres dan olahraga keduanya secara signifikan meningkatkan laju keringat sebanyak dua hingga lima poin pada mereka yang mengalami hiperhidrosis palmar, serta pada kelompok kontrol.
Keringat berlebih juga bisa disebabkan oleh kecemasan, kelelahan akibat panas, kondisi tiroid, dan penggunaan obat-obatan tertentu.
Laporan | : | Jannah |
Editor | : | Ruslan Amrullah |