Kamis, 10 Februari 2022 - 15:15 WIB
Ilustrasi pelaku UMKM
Artikel.news, Jakarta - Pemerintah menargetkan penyaluran kredit UMKM mencapai 30 persen atau sekitar Rp 1.800 triliun dari total penyaluran kredit perbankan pada tahun 2024.
Saat ini, penyaluran kredit kepada UMKM masih di kisaran 20 persen. Namun, hal itu tidak mudah. Karena ada sejumlah tantangan yang dihadapi perbankan.
Menteri Koordinator Bidang Perekomian Airlangga Hartarto mengatakan, rata-rata perbankan merasa ngeri memberikan kredit kepada UMKM.
Terlepas dari sedikitnya jaminan, tak semua bank di Tanah Air yang bisnisnya berfokus pada UMKM. Akses kredit kepada UMKM lebih banyak diberikan oleh salah satu bank pelat merah, yakni PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
"Dan memang, bahwa perbankan lain sebetulnya agak ngeri dengan target 30 persen, karena tidak semua perbankan konsentrasinya kepada UMKM," kata Airlangga dalam acara BRI Microfinance Outlook 2022, dilansir dari Kompas.com, Kamis (10/2/2022).
Namun untuk mencapai target tersebut, Airlangga meminta Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengatur porsi penyaluran kredit setiap bank agar agregatnya tetap 30 persen untuk UMKM.
Adapun saat ini, penyaluran kredit kepada UMKM baru mencapai sekitar Rp 1.200 triliun dari target Rp 1.800 triliun di tahun 2024. Khusus Kredit Usaha Rakyat (KUR) porsinya baru Rp 337 triliun sehingga masih ada gap besar untuk mencapai target.
"Yang jadi target adalah total agregatnya. Nanti silakan Kementerian BUMN mengatur, kredit sudah dimiliki oleh BRI yang menguasai 80 persen bisa dishare dengan BUMN lain dan dengan sektor lain di Himbara maupun Perbanas," ucap dia.
Di sisi lain Airlangga meminta, bank-bank di Tanah Air jangan ragu-ragu menyalurkan kredit kepada UMKM, termasuk Pedagang Kaki Lima (PKL), pemilik warung, hingga nelayan.
Musababnya, mereka belum memiliki akses memadai kepada layanan keuangan. Pun rata-rata tidak memiliki utang sehingga seharusnya bisa diberikan kredit dan pendampingan untuk mendukung usahanya.
"Kalau kegiatannya digelindingkan atau dilanjutkan ke kredit super mikro baik itu PNM, UMi, super mikro BRI, ini kita bisa mendorong inklusi finansial dan melanjutkan modal yang diberikan pemerintah. Rata-rata mereka tidak punya utang dari yang kita lihat di lapangan," tandas Airlangga.
Laporan | : | Jannah |
Editor | : | Ruslan Amrullah |