Kamis, 30 Desember 2021 - 18:39 WIB
Artikel.news, Jakarta - Meski masih dalam masa pandemi Covid-19, ekspor tanaman hias Indonesia mencatatkan kenaikan signifikan mencapai 69,7 persen. Ini terjadi pada periode Januari hingga September 2021 dibanding periode tahun sebelumnya.
Nilai ekspor tanaman hias Indonesia tercatat mencapai 10,77 juta dolar AS (Rp153,63 miliar) atau naik 69,73 persen (yoy), yang didominasi produk bunga dan kuncup bunga potong segar dengan porsi sebesar 26,92 persen.
Kemudian, diikuti lumut mosse dan lichen 22,54 persen, serta tanaman hias jenis lainnya 50,53 persen.
"Meskipun kinerja ekspor tanaman hias Indonesia di tahun 2020 sempat mengalami penurunan, namun aktivitas masyarakat dunia yang berangsur aktif memberikan dampak positif untuk ekspor tanaman hias Indonesia yang terpantau tumbuh 69,73 persen pada periode Januari hingga September 2021," kata Kepala Divisi IEB Institute LPEI Rini Satriani, dilansir dari Tribunnews.com, Kamis (30/12/2021).
Selama periode tersebut, kata Rini, Jepang sebagai negara tujuan ekspor utama tanaman hias dengan pangsa sebesar 32,23 persen, Singapura 15,55 persen, Amerika Serikat 13,12 persen, Belanda 13,03 persen, dan Tiongkok 5,60 persen.
Adapun nilai ekspor ke Jepang sebesar 3,47 juta dolar AS atau naik 31,72 persen (yoy) yang didorong oleh produk lumut mosse-lichen.
"Tanaman ini diketahui memiliki kandungan nutrisi yang dapat mengobati bronkitis, asma, jantung, lambung, antivirus, antioksidan hingga anti kanker. Industri farmasi di Jepang yang memanfaatkan nutrisi dalam tumbuhan tersebut meningkatkan potensi ekspor bagi Indonesia," paparnya.
Secara historis, impor bunga dunia memang memiliki kecenderungan tren meningkat pada bulan-bulan menjelang sejumlah perayaan penting dan keagamaan, seperti hari kasih sayang, hari ibu, Natal dan lainnya.
Berdasarkan data dari trademap.org pada 2020, peningkatan impor produk tanaman hias tercatat paling tinggi di negara Belanda naik 134,76 juta dolar AS, Inggris naik 65,68 juta dolar AS, Italia naik 59,62 juta dolar AS, Denmark naik 37,28 juta dolar AS dan Jerman naik 28,15 juta dolar AS.
Laporan | : | Jannah |
Editor | : | Ruslan Amrullah |