Kamis, 14 Agustus 2025 - 21:47 WIB
Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar melalui Dinas Kebudayaan menggelar Festival Bulan Budaya Kota Makassar 2025 bertajuk “Makassar Mulia, Makassar Berbudaya” di Museum Kota Makassar, Kamis (14/8/2025)
Artikel.news, Makassar - Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar melalui Dinas Kebudayaan menggelar Festival Bulan Budaya Kota Makassar 2025 bertajuk “Makassar Mulia, Makassar Berbudaya” di Museum Kota Makassar, Kamis (14/8/2025)
Kegiatan ini sekaligus memperingati Hari Budaya Kota Makassar ke-7 serta menjadi bagian dari rangkaian HUT ke-80 Kemerdekaan RI.
Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin hadir membuka perayaan dengan mengenakan jas tutup adat Bugis Makassar. Ia menendang bola takrqw sebagai simbolisasi dimulainya perayaan Bulan Budaya dan Karnaval secara resmi.
Turut hadiri dalam acara tersebut Ketua TP PKK Kota Makassar Melinda Aksa, jajaran Forkopimda, kepala SKPD, camat, lurah, tokoh adat, budayawan, seniman, serta komunitas budaya se-Kota Makassar.
Pada acara itu, Munafri menyampaikan Festival Bulan Budaya Kota Makassar akan menjadi agenda tahunan Pemerintah Kota Makassar yang jatuh di setiap tanggal 1 April.
“Di setiap tanggal 1 April kita akan memperingati Hari kebudayaan di Kota Makassar dengan berbagai macam acara yang akan kita buat. Lalu untuk puncaknya, kita mengikuti peringatan Hari budaya secara nasional pada 17 Oktober,” kata Munafri saat memberikan sambutan.
Munafri melanjutkan, sejalan dengan keinginannya menguatkan dan memperkaya wawasan kebudayaan masyarakat Kota Makassar, Ia Meminta agar Dinas Kebudayaan menggelar kegiatan budaya selama sebulan menuju Hari Kebudayaan Nasional.
“Saya mau menuju ke-17 Oktober, dari 17 September sampai 17 Oktober, 1 bulan full kegiatan budaya harus ada di kota Makassar dan menjadi event tetap untuk bisa menghadirkan seluruh masyarakat dan bisa turut hadir menyaksikan,” tambahnya.
Selanjutnya, Munafri menekankan bahwa budaya, khususnya di Kota Makassar tidak boleh hanya sebatas seni pertunjukan, tetapi harus menjadi karakter dalam kehidupan masyarakat.
Ia mendorong integrasi nilai-nilai lokal ke dalam kurikulum pendidikan dasar, memperkenalkan aksara Lontara, corak kain sutra Bugis-Makassar, hingga mendorong setiap kantor pemerintahan dan sekolah menampilkan identitas budaya lokal.
Munafri berpesan agar melalui momen festival budaya ini, Pemkot Makassar dapat menggambarkan nilai persatuan diantara banyaknya perbedaan budaya di Kota Makassar.
“Di festival ini, kita tidak menonjolkan ragam budaya sebagai perbedaan, tapi sebaliknya jadikan perbedaan sebagai perekat persatuan” tegasnya.
Terakhir, Ia juga mengajak seluruh pihak untuk terus memutar lagu-lagu daerah di instansi pemerintah, sekolah, hingga acara publik, sebagai upaya memperkaya khazanah budaya utamanya generasi muda di tengah kemajuan informasi dan teknologi.
Ia berharap Festival Bulan Budaya 2025 ini menjadi momentum memperkuat kecintaan masyarakat terhadap warisan budaya Makassar, sekaligus menghidupkan sektor ekonomi kreatif melalui pariwisata budaya.(*)
Laporan | : | Aan |
Editor | : | Ruslan Amrullah |