Kamis, 13 Februari 2025 - 16:21 WIB
Wakil Bupati Pasangkayu Hj Herny Agus bersama Sekda Pasangkayu Moh Zain Machmoed dan jajaran Pemkab Pasangkayu, menyambut kedatangan Pj Gubernur Sulbar Bahtiar Baharuddin dan rombongan di Kabupaten Pasangkayu, Rabu (12/2/2025) malam.
Artikel.news, Pasangkayu -- Wakil Bupati Pasangkayu Hj Herny Agus bersama Sekda Pasangkayu Moh Zain Machmoed dan jajaran Pemkab Pasangkayu, menyambut kedatangan Pj Gubernur Sulbar Bahtiar Baharuddin dan rombongan di Kabupaten Pasangkayu, Rabu (12/2/2025) malam.
Pada kesempatan ini, Pj Bahtiar menjelaskan tentang adanya pemangkasan anggaran pemerintah baik dalam APBN maupun APBD melalui Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025 tentang Efisiensi Belanja dalam Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun Anggaran 2025.
Akibat pemangkasan itu banyak kepala daerah yang melakukan penyesuaikan pada APBD masing-masing. Termasuk aturan pemerintan pusat yang mengatur jadwal kerja bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) pada tahun 2025. Berdasarkan kebijakan ini, ASN hanya diwajibkan bekerja di kantor selama tiga hari dalam seminggu, sementara sisanya diberlakukan sistem Work From Anywhere (WFA).
"Ayo ambil cangkul. Jangan malu malu. Sejak dulu saat di Sulsel sampai hari ini saya mendorong ASN dan warga agar memanfaatkan lahan lahan yang kosong untuk mengembangkan budidaya hortikultura dan perikanan" ujar Bahtiar.
Bahtiar ditemani rombongan kepala OPD Pemprov Sulbar. seperti Asisten bidang Ekbang yang juga Kepala Dinas DKP Suyuti Marzuki, Kepala Inspektorat M Natsir, Kadis Pendidikan Mitthar, Kadis Ketahanan Pangan Abd Waris, Kepala Kesbangpol Herdin Ismail, Kadis Perkim Syahruddin, Kadis Kominfopers Mustari Mula, Plt Kepala Satpol PP Akhsan, Kadishub Maddareski Salatin, Kadis KLH H Zulkifli, dan sekretaris KPU Sulbar Irfan Rusli Sadek.
Sedangkan Wabup Herny Agus mengatakan, bahwa sebagai daerah yang sumber pendapatan utamanya adalah kelapa sawit terpaksa harus menyesuaikan dengan pemangkasan ini.
"Kami daerah dipaksa untuk inovasi meningkatkan PAD. Sementara sumber utama adalah kelapa sawit. Kita tahu bersama, berapa DBH dari pusat untuk daerah" lirihnya.
Untuk itulah dalam silaturrahmi ini, Erny berharap kepada Bahtiar yang juga sebagai Dirjen Politik dan Pemerintahan Umum Kemendagri untuk membantu Pemka Pasangkayu. Sebab dia tahu selama ini Bahtiar mendorong ekonomi kerakyatan melalui inovasi-inovasinya dan telah berhasil.
"Kami butuh tangan dingin bapak untuk membantu karena dukungan bapak sangat penting. Kami sangat butuh investasi pak. Kami tahu bapak memiliki tangan dingin yang kreativ meningkatkan PAD. Terima kasih bapak sudah memberikan inovasi dan kreativitas untuk kami. Terutama cavendis yang besok akan kita tanam" tambahnya.
Menanggapi permintaan dan keluhan Wabup Pasangkayu, Pj Bahtiar mengatakan bahwa tentunya dirinya tak akan melupakan begitu saja Sulba,r walaupun masa tugasnya hanya delapan bulan lebih dan akan berakhir 20 Februari 2025. Katanya, Sulbar telah menjadi bagian hidupnya sehingga dukanya pun akan menjadi tanggungjawabnya.
Akan tetapi dalam jangka pendek ini, apalagi menyiasati pemangkasan anggaran APBD dan mensiasati ketebatasan PAD, maka tak ada jalan lain bagi Bahtiar adalah menciptakan lapangan kerja sendiri sebagai pembudidaya hortikultura.
Bayangkan kata dia, jika Pasangkayu membangun Green House per kecamatan yang akan menyediakan bibit hortikultura bagi warga. Mulai cabe, semangka, nenas, sayur sayuran, pisang, dan lain-lain.
"Usulkan Green House per kecematan. Biayanya murah paling 200 jutaan. Dari green house itu kita bisa produksi bibit dan dibagi gratis kepada masyarakat" ujarnya
Bahtiar menguraikan dengan menanan massal cabe maka akan meningkatkan pendapatan warga.
"Menanam 5.000 pohon cabe maka dalam sebulan akan mendapatkan penghasilan sekitar 6 juta perbulan. Jika dua ribu pohon maka 3 jutaan perbulan" ulasnya sambil menceritakan pengalaman petani cabe Laskar Pelangi Salo Dua Enrekang Sulsel.
Makanya. lanjut Bahtiar, warga di Pasangkayu memanfaatkan lahan lahan yang kosong selain tanaman sawit yang sudah lebih dahulu hadir bersama warga Pasangkayu.
Jika persoalan cabe sudah selesai maka menurutnya kita telah membantu secara nasional sebab faktor cabe dapat mempengaruhi inflasi. Selain itu membantu pemerintah mewujudkan swasembada pangan.
"Setidaknya kita dapat memenuhi pasar lokal. Sebab cabe yang ada di pasaran se Sulbar ini berasal dari Enrekang dan Toraja" pungkasnya.
Selain itu, dengan cara bertani hortikultura maka bagi ASN akan mengisi waktu kerja di mana pemerintah akan menerapkan WFA. Akan banyak waktu bagi ASN di rumah atau bekerja di mana saja asalkan lebih produktif.
Banyak yang bisa ditanam kata Bahtiar, bukan hanya cabe tetapi ada Pisang Cavendis yang kini sudah mulai menjadi primadona warga Pasangkayu.
"Minggu lalu saya panen di belakang rujab. Hanya 14 pohon. Jika terjual maka harganya mencapai 16 juta. Tapi kami belum jual sebab saya bagi bagikan kepada kepala OPD dulu. Saya hanya ingin membuktikan bahwa tanah Sulbar ini sangat subur. Dan cavendis adalah salah satu tanaman yang dapat meningkatkan penghasilan" urainya.
Sementara itu, mengenai rencana pembangunan Kawasan Industri di Kecamatan Tikke, Pasangkayu, sebagaimana laporan Wabup Herny, Pj Bahtiar sangat mendukung, sebab kehadiran kawasan industri akan merangsang investor masuk ke Pasangkayu.
"Bu Wabup, setelah pelantikan nanti silahkan datang ke ruangan saya di Kemendagri. Nanti kita diskusikan dan bahas. Mengajak kementerian lain untuk ambil bagian" tutupnya.(Rls).
Laporan | : | Faisal |
Editor | : | Ruslan Amrullah |