Ahad, 25 April 2021 - 13:46 WIB
Artikel.news, Mamuju – Seorang petani di Desa Durenan, Kecamatan Gemarang, Kabupaten Madiun, Purnomo, mengaku pernah menolak tawaran Rp825 juta atas hasil panen porang dengan luas 2,5 hektare. Penolakan itu dilakukan lantaran, hasil jual porangnya diprediksi mencapai Rp1,2 hingga Rp 1,5 miliar.
Purnomo yang juga Kepala Desa Durenan itu mengatakan lahan porang yang sudah siap panen luasnya mencapai 2,5 hektare. Sedangkan usia tanaman porang di lahan tersebut sudah dua tahun dan siap panen.
“Kalau menurut perhitungan, di lahan seluas 2,5 hektare itu ada 38 ribu pohon porang. Kalau satu pohon porang dibuat rata-rata menghasilkan empat kilogram umbi. Harusnya harga untuk membeli porang itu antara 1,2 miliar sampai 1,5 miliar. Karena harga porang per kilogram 10 ribu,” jelas Purnomo, dilansir dari Solopos.com, beberapa waktu lalu.
Purnomo sudah lama bercocok tanam porang. Dari porang ini ia berhasil membeli dua mobil, lima sepeda motor, dan membeli dua bidang tanah, serta membangun rumah.
Saat ini, ujarnya, warga di desanya banyak yang beralih menjadi petani porang. Bahkan kini ada sekitar 500 petani yang fokus untuk penanaman porang. Ketertarikan warga ini karena melihat hasil panen porang yang begitu menggiurkan.
Dia menceritakan ada salah satu petani yang baru menanam porang dengan modal Rp 12 juta untuk membeli bibit porang. Setelah panen, hasilnya ditawar dengan harga Rp 55 juta. “Itu pun belum diberikan, karena memang ingin mengembangkannya,” ujar dia.
Seorang petani di Desa Durenan, Mujiono, mengaku bisa meraup Rp36 juta dari lahan setengah hektare yang ia tanam 4.900 pohon porang. “Yang terakhir kemarin dapat 36 juta. Tahun-tahun sebelumnya juga segitu,” kata Mujiono.
Uang sebanyak itu telah gunakan untuk membangun rumah, membeli sepeda motor, hingga membeli lahan baru untuk menanam porang.
“Untuk kebutuhan harian, saya mengandalkan hasil panen tanaman lain, seperti jeruk, durian, petai, dan lainnya. Karena tahu bahwa porang panennya sekali dalam setahun,” jelasnya.
Terkait hal ini, anggota DPRD Sulbar yang juga penggiat Porang di Sulbar, Rayu, mengatakan jika di Sulbar juga potensi panen porang bisa melimpah sama seperti di Madiun.
"Di Sulbar tentu saja bisa seperti di Madiun, hasil panen bisa sampai miliaran. Petani porang kita hanya perlu mendapat pembinaan yang lebih baik dan mengikuti semua prosedur penanaman porang. Jika ini sudah terlaksana, maka petani porang kita juga akan pesta jika sudah panen. Saya optimis penghasilan dari porang bisa sampai miliaran," jelas Ketua Fraksi PDIP DPRD Sulbar ini, Minggu (25/4/2021).
Saat ini, tambah Rayu, pihaknya telah mengajak seluruh bupati di Sulbar untuk turut serta bercocok tanam porang. Dan, respon para bupati tersebut cukup baik, bahkan ingin dimasukkan dalam program kerja di pemkab.
"Alhamdulillah respon seluruh bupati di Sulbar baik. Para bupati atau anggota dewan inilah nanti yang bisa memberikan contoh atau membina para petani porang di daerah masing-masing. Jika seluruh kabupaten di Sulbar mengembangkan porang, maka tentu saja kita akan mendapatkan hasil panen atau produksi yang menggembirakan," katanya.
Laporan | : | Faisal |
Editor | : | Ruslan Amrullah |