Kamis, 21 Agustus 2025 - 08:51 WIB
Malam penuh makna dan spiritualitas menyelimuti Pantai Bahari, Polewali Mandar, saat Sandeq Silumba 2025 resmi dibuka oleh Gubernur Sulbar, Suhardi Duka (SDK), Rabu malam (20/8/2025)..
Artikel.news, Polman – Malam penuh makna dan spiritualitas menyelimuti Pantai Bahari, Polewali Mandar, saat Sandeq Silumba 2025 resmi dibuka oleh Gubernur Sulbar, Suhardi Duka (SDK), Rabu malam (20/8/2025)..
Di bawah langit yang perlahan gelap, angin pantai bertiup pelan. Langit membentuk formasi awan tak biasa. Di antara gemerlap lampu panggung dan suara debur ombak, ritual sakral Makkuliwa digelar, doa yang dibisikkan dari atas perahu, di hadapan semesta dan Tuhan Yang Maha Esa.
Sebanyak 55 perahu Sandeq berjejer rapi di bibir pantai, dihiasi bendera Merah Putih yang berkibar gagah di tiang layar. Dari ukuran besar hingga kecil, perahu-perahu tradisional ini tak hanya menjadi simbol kebudayaan Mandar, tapi juga menyimpan semangat nasionalisme yang kuat.
Gubernur Sulbar, yang akrab di sapa SDK secara resmi membuka ajang tahunan ini dalam suasana khidmat, ia menyampaikan harapannya agar Sandeq Silumba bukan hanya menjadi ajang budaya, tetapi juga ruang silaturahmi dan penggerak ekonomi daerah. Ribuan warga, wisatawan, pelaku UMKM, dan tokoh masyarakat tumpah ruah di lokasi acara.
Namun, malam pembukaan ini bukan sekadar seremonial. Makkuliwa, atau dikenal juga sebagai ma’baca-baca, menjadi titik ruhani acara. Sebuah ritual penuh makna yang menegaskan bahwa setiap pelayaran, seperti juga hidup manusia, harus dimulai dengan doa dan harapan kepada Sang Pencipta.
Di atas perahu sandeq yang bersandar, para passandeq (pelaut tradisional) memanjatkan doa yang dipimpin oleh Pua’ Imam. Makanan khas yang penuh makna spiritual disajikan: sokkol putih (ketan), telur rebus ayam kampung, ule-ule (bubur kacang ijo), serta tiga jenis pisang: loka manurung (pisang kepok), loka tira (pisang ambon) dan loka balambang (pisang raja). Setiap elemen makanan membawa simbol: kesehatan, kebajikan, dan kesejahteraan.
550 passandeq, masing-masing perahu berawak 10 orang (8 inti dan 2 cadangan), akan mengikuti lomba yang akan berlangsung dari tanggal 21 hingga 26 Agustus 2025. Lomba ini akan melalui 5 etape:
Etape 1: Pantai Bahari Polewali – Pantai Pamboang
Etape 2: Pantai Pamboang – Pantai Banua Sendana
Etape 3: Pantai Banua Sendana – Pantai Deking
Etape4: Pantai Deking – Pantai Manakarra
Etape terakhir: keliling Pulau Karampuang
Untuk menjamin keselamatan, panitia menyiapkan kapal pendamping yang disebut Kapal Pattonda. Kapal ini akan menyertai sandeq hingga garis finis dan siap memberi pertolongan jika terjadi kondisi darurat di laut.
Sejak siang, suasana di Pantai Bahari sudah riuh. Lebih dari 100 tenda UMKM terpasang, tim multimedia memastikan kelancaran siaran, dan panggung utama dibangun megah. PLN menambah daya hingga 60.000 volt untuk mendukung kelancaran acara malam itu. Tim keamanan dari Lanal Mamuju juga turut berjaga.
Malam itu bukan hanya milik budaya, tapi juga milik doa. Makkuliwa menjadi pengingat, bahwa sehebat apapun manusia merencanakan, pada akhirnya semua berserah pada Tuhan. Di atas Sandeq, di tengah angin laut dan gema sholawat, para pelaut Mandar memulai perjalanan mereka—dengan restu langit.
Sandeq Silumba 2025 telah dimulai. Semoga berkah menyertai layar yang terkembang.(Rls)
Laporan | : | Faisal |
Editor | : | Ruslan Amrullah |