Artikel.news, Banda Aceh - Seorang suami di Kota Banda Aceh, Aceh, memaksa istrinya berhubungan badan cara tidak lazim. Bukan hanya itu, ia juga menganiaya dan merekam saat mereka beraktivitas seks tersebut.

Karena tidak tahan dengan perlakuan sang suami, AT (49) terpaksa melaporkan suaminya I (41) ke polisi.

Mendapat laporan warga, Satreskrim Polresta Banda Aceh langsung bergerak mengamankan I.

Kasatreskrim Polresta Banda Aceh Polresta Banda Aceh, Kompol Fadillah Aditiya Pratama, mengatakan kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) yang dilakukan I tersebut berlangsung di rumahnya di kawasan Kecamatan Baiturrahman.

“Kekerasan fisik dan kekerasan seksual terhadap istrinya itu terjadi di rumah kontrakan yang dihuni keduanya,” kata Fadillah, dilansir dari Kumparan.com, Jumat (18/11/2022).

Ia menambahkan, sang suami tega melakukan penganiayaan disertai dengan paksaan terhadap sang istri yang harus menuruti kemauannya ketika melakukan hubungan badan.

“Suaminya memaksa korban untuk memperagakan aktivitas seks yang tidak lazim. Hal ini sudah dilakukan pelaku secara berulang kali sejak Juli hingga Oktober 2022,” ujarnya.

Anehnya lagi, sebut Fadillah, pelaku juga merekam adegan hubungan badan keduanya menggunakan ponsel untuk dikonsumsi secara pribadi.

“Pelaku juga merekam menggunakan handphone terhadap kekerasan seksual yang dilakukannya,” sebut Fadillah.

Atas perlakuan itu, sang istri yang tidak tahan dengan perlakuan suaminya lalu melaporkan kekerasan yang ia terima kepada Polresta Banda Aceh. Dari laporan itu, petugas kemudian melakukan penangkapan.

“Kita juga menyita barang bukti HP pelaku sebagai bahan penyidikan,” ungkapnya.

Pelaku dijerat dengan tindak pidana kekerasan dalam rumah tangga serta kekerasan seksual sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf (b) jo pasal 13 jo Pasal 14 ayat 1 huruf (a) jo Pasal 15 ayat (1) huruf (a), (e), (i) dan (m) UU RI Nomor 12 tahun 2002 tentang tindak pidana kekerasan seksual jo Pasal 44 ayat (1) UU RI Nomor 23 tahun 2004 tentang KDRT jo Pasal 351 KUHP

“Ancaman hukuman 15 tahun kurungan penjara dan ditambah sepertiga dari hukuman pokok karena dilakukan dalam lingkup keluarga,” pungkas Fadillah.