Rabu, 25 Mei 2022 - 20:08 WIB
Perdana Menteri (PM) Australia yang baru Anthony Albanese.(foto: iNews.id)
Artikel.news, Canberra - Perdana Menteri (PM) Australia yang baru Anthony Albanese resmi dilantik pada Senin (23/5/2022).
Albanese menduduki jabatan PM Austalia usai mengalahkan pemerintah konservatif pimpinan Scott Morrison pada pemilu pekan lalu.
Ini adalah kemenangan pertama bagi Partai Buruh di Australia selama hampir satu dekade, dengan memenangkan 72 kursi di majelis rendah di tengah penghitungan yang terus berlangsung guna mendapat 76 kursi agar bisa membentuk parlemen mayoritas.
"Saya ingin menyatukan warga Australia. Saya ingin mencari tujuan bersama kita dan mempromosikan persatuan dan optimisme, bukan ketakutan dan perpecahan," katanya dalam pidato kemenangan, yang dilansir dari BBC News, Rabu (25/5/2022).
Ketika Scott Morrison menggambarkan dirinya sebagai "buldoser", Albanese bersumpah untuk menjadi "pembangun". Politisi veteran Australia itu menjanjikan pemilih "perubahan yang aman".
Usai dilantik sebagai perdana menteri, Albanese langsung terbang ke Tokyo, Jepang, untuk menghadiri pertemuan kunci kelompok keamanan negara-negara Quad - yang juga dianggotai AS, India, dan Jepang.
Kelompok Quad dipandang memiliki tujuan untuk melawan pengaruh China yang berkembang di kawasan Indo-Pasifik.
Pejuang Kesehatan Gratis
Albanese mendapat reputasi sebagai pejuang sistem kesehatan gratis Australia, advokat komunitas LGBT, hingga penggemar berat liga rugby.
Pria berusia 59 tahun itu - kerap dipanggil Albo - dibesarkan di perumahan subsidi oleh seorang ibu tunggal yang menerima pensiun disabilitas. Dia sering menyebut, pola asuh dan masa kembang ini menjadi dasar keyakinan pemikirannya yang progresif.
"Ini membuktikan banyak hal tentang negara kita yang hebat, bahwa seorang putra dari ibu tunggal yang merupakan pensiunan disabilitas, yang tumbuh di perumahan umum... dapat berdiri di hadapan Anda malam ini sebagai Perdana Menteri Australia," kata Albo.
"Saya ingin Australia terus menjadi negara yang, tak masalah di mana Anda tinggal, siapa yang Anda sembah, siapa yang Anda cintai atau apa nama belakang Anda, tempat ini tidak membatasi perjalanan hidup Anda. Saya berharap perjalanan hidup saya menginspirasi orang Australia untuk meraih bintang," katanya dalam pidato kemenangan.
Albanese mengatakan, ibunya, Maryanne Ellery adalah sosok yang penuh tekad untuk menyekolahkannya hingga ke universitas dan mendapatkan kesempatan yang baik.
Dampak bagi Indonesia
Ketua Pusat Studi Australia, Universitas Nasional (CFAS), Harry Darmawan mengatakan, kemenangan Albanese dari Partai Buruh akan membawa optimisme buat Indonesia baik dalam hubungannya dengan Australia hingga stabilitas kawasan Asia Tenggara.
"Kemenangan (Albanese) ini adalah optimisme dari sisi Indonesia. Untuk menjadikan hubungan yang baik dari segala macam sisi, apalagi dari sisi keamanan," kata Harry.
Analisis itu, kata Harry tidak luput dipengaruhi oleh faktor sejarah, yaitu hubungan mesra kedua negara ketika Australia dipimpin Partai Buruh, yang dimulai saat Australia mendukung kemerdekaan Indonesia.
Kemudian, di masa Orde Baru, Soeharto memiliki kedekatan yang erat dengan PM Bob Hawke dan Paul Keating, lalu Susilo Bambang Yudhoyono dengan Kevin Rudd dan Julia Gillard.
Faktor lainnya adalah letak geografi Indonesia yang strategis bagi Australia dan negara terbesar di kawasan.
"Stabiltas politik antara Indonesia dan Australia adalah jaminan bagi stabilitas Australia dan kawasan regional," katanya.
Walaupun, lanjutnya, kepemimpinan Anthony Albanese tidak akan mengubah strategi Australia yang belum 100 persen percaya diri untuk mengurus pertahanan dan keamanan, seperti yang terbaru adalah menjalin kesepakatan Aukus (kerja sama kapal selam tenaga nuklir antara AS, Australia dan Inggris) dan lainnya.
Sejak merdekat tahun 1901 hingga sekarang, Australia selalu beraliansi dengan kekuatan-kekuatan besar dunia, seperti dengan Inggris dan AS, ujarnya.
"Dengan rise of Tiongkok yang sudah mendekat ke Asia Tenggara. Mereka sangat khawatir dan sebagai respon lahirlah Aukus ini. Saya rasa mereka akan bermain di banyak kaki," kata Harry.
"Namun, ketika Aukus disepakati, Australia langsung berkunjung ke Indonesia, untuk menjelaskan dan membuat kesepakatan kerja sama militer karena mereka tahu posisi penting Indonesia," sambungnya.
Laporan | : | Supri |
Editor | : | Ruslan Amrullah |