Rabu, 04 Mei 2022 - 14:15 WIB
Artikel.news, Moskow – Desas-desus tentang kondisi kesehatan Presiden Rusia Vladimir Putin telah beredar di tengah invasi Rusia ke Ukraina.
Dalam laporan media internasional, Presiden Rusia Vladimir Putin disebut menderita kanker dan akan segera menjalani operasi besar dalam waktu dekat ini.
Selama menjalani operasi besar, Valdimir Putin mau tak mau harus menyerahkan kekuasaannya kepada orang lain. Tentu saja orang itu adalah orang kepercayaannya.
Dikutip dari Serambinews, Rabu (4/5/2022), yang melansir laporan Red State, sebuah saluran Telegram bayangan bernama "General SVR" menerbitkan sebuah video pada hari Sabtu (30/4/2022) yang mengklaim bahwa Vladimir Putin harus segera menjalani operasi besar.
Saluran tersebut diyakini dijalankan oleh mantan letnan Badan Intelijen Luar Negeri Rusia dengan nama samaran "Viktor Mikhailovich."
Presiden Rusia diperkirakan tidak akan hadir dalam pertemuan manapun dan muncul ke publik dalam beberapa waktu, menurut video tersebut.
Selama menjalani operasi, Putin akan menyerahkan kekuasaan kepada mantan kepala Dewan Kemananan Polisi Federal Rusia (FSB), Nikolai Patrushev, yang dikenal sebagai garis keras.
Mantan Kepala Dewan Keamanan Rusia Nikolai Patrushev (kiri) memandang Presiden Vladimir Putin selama pertemuan dengan pejabat senior negara-negara BRICS yang bertanggung jawab atas masalah keamanan (SERGEI KARPUKHIN / POOL / AFP)
Nikolai Patrushev juga diyakini sebagai orang yang meyakinkan Putin bahwa militer Ukraina dijalankan oleh Nazi.
“Putin tidak mungkin setuju untuk menyerahkan kekuasaan untuk jangka waktu yang lebih lama,” narator video itu menjelaskan.
Dia mencatat bahwa Patrushev mungkin hanya akan berkuasa sekitar dua hingga tiga hari, - namun tidak dijelaskan kapan kekuasaan itu diambilnya.
“Saya akan mengatakan bahwa ini adalah pilihan terburuk,” kata pembicara.
“Patrushev benar-benar penjahat. Dia tidak lebih baik dari Vladimir Putin. Selain itu, dia adalah orang yang lebih licik, dan menurut saya, lebih berbahaya daripada Vladimir Putin. Jika dia berkuasa, masalah Rusia hanya akan berlipat ganda.”
Kemunculan presiden Rusia baru-baru ini telah menimbulkan desas-desus bahwa ia mungkin menderita kanker, penyakit Parkinson, atau serangkaian penyakit lainnya.
Dalam sebuah unggahan pada hari Kamis (28/4/2022), Jenderal SVR mengatakan bahwa Putin dan Patrushev melakukan diskusi "dari hati ke hati" selama dua jam.
“Kami tahu bahwa Putin memberi isyarat kepada Patrushev bahwa dia menganggapnya sebagai satu-satunya sekutu dan teman tepercayanya di pemerintahan,” klaim penulis.
“Selain itu, presiden berjanji bahwa jika kesehatannya memburuk, kendali aktual negara untuk sementara akan jatuh ke tangan Patrushev,” sambungnya.
Saluran Telegram bersikeras sejak November tahun lalu bahwa Putin menderita kanker usus.
Kantor berita berbahasa Rusia, Proekt, melaporkan bahwa seorang ahli bedah kanker tiroid terkemuka menyambangi kediaman Presiden Rusia itu beberapa kali.
Pemerintah Rusia telah berulang kali membantah dan menyebut bahwa Putin tidak memiliki masalah medis.
Menanggapi isu ini, seorang pejabat AS mengatakan bahwa laporan media tidak dapat diverifikasi, laporan New York Post.
Juru bicara Pentagon, John Kirby mengatakan pada hari Senin (2/5/2022) bahwa dirinya tidak melihat apa pun yang bisa membantu mereka menguatkan hal itu.
Dewan Keamanan Rusia, yang Sekretarisnya Patruchev adalah badan berpengaruh yang menjawab langsung ke Putin dan mengeluarkan pernyataab tentang masalah militer dan keamanan di Rusia.
Media itu menyebut, sebagian besar kekuasaan dewan dipegang oleh Patrushev, yang secara luas dipandang sebagai sekutu setia Putin.
Seperti Putin, Patrushev adalah agen intelijen Rusia karir, pertama dengan KGB Soviet, kemudian dengan FSB Rusia, kata laporan itu mengutip Moscow Times.
Pekan lalu, dalam sebuah wawancara langka dengan surat kabar Rusia yang dikelola pemerintah Rossiyskaya Gazeta, Patrushev menuduh Amerika dan Eropa mendukung ideologi neo-Nazi di Ukraina dan berusaha menarik konflik keluar "ke Ukraina terakhir," kata laporan itu.
"Menggunakan antek mereka di Kyiv, Amerika, dalam upaya untuk menekan Rusia, memutuskan untuk membuat antipode negara kita, dengan sinis memilih Ukraina untuk ini, mencoba untuk membagi pada dasarnya satu orang," katanya dilaporkan.
Pertanyaan mengenai kesehatan Presiden Rusia telah mengemuka dalam beberapa pekan terakhir, terutama setelah ia terlihat memegang meja dengan erat selama pertemuannya dengan Menteri Pertahanan Sergei Shoigu bulan lalu.
Laporan | : | Supri |
Editor | : | Ruslan Amrullah |