Jumat, 22 April 2022 - 21:52 WIB
Masjid Lautze di Sawah Besar, Jakarta Pusat
Artikel.news, Jakarta - Ada bangunan seperti ruko dengan warna kuning cerah tampil mencolok di antara sederet pertokoan lain di Jalan Lautze, Sawah Besar, Jakarta Pusat.
Orang-orang yang melintas mungkin mengira bangunan tersebut adalah sebuah kelenteng, karena dilihat dari warna dindingnya yang didominasi merah, dan kuning.
Belum lagi, tambahan aksesori lampion yang menggantung persis di sisi kanan-kiri pintu masuk, menambah kesan bangunan khas masyarakat Tionghoa.
Siapa sangka, bangunan ruko ini ternyata merupakan masjid. Sebab, tak ada kubah dan menara seperti masjid pada umumnya.
Masuk ke bagian dalam, seluruh lantai dilapisi karpet halus berwarna hijau tua dengan aksen garis kuning. Meski ruangan tidak begitu besar, namun masjid terbilang sejuk, mengingat lokasinya yang persis di depan jalan raya.
Dilansir dari Kompas.com, Jumat (22/4/2022), masjid ini dibangun oleh seorang mualaf Tionghoa bernama Alim Karim, untuk mengenang jasa ayahnya, Haji Karim yang merupakan tokoh pejuang di era Soekarno.
Awalnya, Masjid Lautze hanya ruko sewaan untuk operasional Yayasan Karim Oei yang berfungsi sebagai wadah pusat informasi untuk warga Tionghoa mengenal Islam. Singkat cerita, pemilik ruko akhirnya menawarkan yayasan untuk membeli bangunan tersebut.
Situasi ekonomi yang cukup sulit, membuat pihak yayasan bingung harus mencari dana. Hingga datanglah bantuan dari BJ Habibie yang saat itu menjabat sebagai Menteri Riset dan Teknologi Indonesia.
"Dulunya ruko tempat masjid ini disewa oleh Yayasan Haji Karim Oei. Namun akhirnya dibeli oleh Pak Habibie dan diserahkan ke yayasan," kata pemandu tur bernama Candha kepada Kompas.com.
Bagian yang cukup menyita perhatian adalah, pengunjung bisa melihat papan tulis putih yang berisi data jemaah mualaf di Masjid Lautze setiap tahunnya.
Salah seorang pengurus masjid bernama Yusman menceritakan bahwa pemilihan warna kuning dan merah, bertujuan agar pengunjung yang dulunya sebagian besar adalah etnis Tionghoa, merasa nyaman di tempat ini.
"Kalau filosofi warna itu tidak ada sebenarnya. Makna kuning, merah, hijau itu apa, itu tidak ada. Warna ini agar pengunjung yang sebagian besar orang Tionghoa merasa nyaman saat mereka masuk dan ingin mempelajari Islam," kata Yusman.
Bila hendak berwisata religi ke masjid ini, kamu harus datang pada saat jam kantor saja, yakni mulai pukul 08.00-17.00 WIB.
Sebab Masjid Lautze akan tutup di jam lima sore lantaran jemaahnya yang tidak begitu banyak.
Laporan | : | Supri |
Editor | : | Ruslan Amrullah |