Sabtu, 03 Juli 2021 - 19:17 WIB
Republik Cospaia
Artikel.news, Jakarta - Ternyata di dunia ini ada negara yang tak punya pemerintahan dan tak punya pimpinan. Negara itu adalah Republik Cospaia yang dulunya merupakan bagian dari Italia.
Dilansir dari Urbanindo, Sabtu (3/7/2021), sebelum disatukan pada abad ke-19 dan menjadi sebuah negara dengan identitas nasional yang kuat, negara itu berdiri sebagai wilayah-wilayah kecil.
Negara tersebut terdiri dari banyak daerah yang seringkali mengandung tidak lebih dari sebuah kota dan wilayah di sekitarnya.
Dalam kondisi seperti ini, sebuah keanehan terjadi, yakni munculnya sebuah republik kecil tanpa memiliki kesetiaan kepada siapa pun dan tanpa infrastruktur pemerintah yang terorganisir.
Republik tersebut bernama Cospaia yang berdiri tanpa memiliki tentara dan tidak memiliki pemimpin.
Mereka hanya memegang teguh kredo “Perpetua et firma libertas” yang secara kasar dapat diterjemahkan sebagai “Kebebasan yang kokoh dan abadi”.
Kredo tersebut adalah satu-satunya hukum yang mengatur Republik Cospaia selama 385 tahun atau nyaris empat abad lamanya.
Melansir Vintage News, terdapat sejumlah tokoh dengan kekuasaan besar dan rangkaian kejadian rumit yang secara tidak sengaja memungkinkan negara aneh seperti Cospaia terbentuk.
Tokoh pertama adalah Paus Eugene IV yang terlibat dalam konflik dengan Dewan Basel, yang menentang otoritas politik dan agama Paus.
Setelah bertahun-tahun menyuap, memata-matai dan melancarkan perang melawan Dewan, Kepausan yang dipimpin oleh Paus Eugene, meminta pinjaman dari agen independen, yang kebetulan merupakan tokoh kunci kedua.
Pada saat itu, Pemimpin Keluarga Medici yang terkenal, Cosimo Medici, setuju untuk memberikan pinjaman 25.000 florin emas Italia.
Jumlah tersebut adalah dana yang besar, tiap koinnya mengandung sekitar 3,5 gram emas murni dan sekeping koin bernilai sekira Rp2 juta dalam kurs saat ini.
Untuk menjaga agar kesepakatan tetap dilakukan, Paus harus menjanjikan sebidang tanah sebagai jaminan bahwa dia akan melunasi utangnya.
Tanah yang dimaksud berada di Umbria, di Italia tengah, Kota Borgo San Sepolcro dan sekitarnya.
Wilayah itu, bersama dengan penduduknya, dijanjikan kepada Cosimo Medici jika Negara Kepausan gagal mengembalikan pinjamannya.
Setelah 10 tahun, pada 1441, konflik antara Negara Kepausan dengan Dewan Brussels telah berakhir.
Paus ternyata tidak mampu melunasi utang kepada Medici dan memutuskan untuk menyerahkan daerahnya kepada Bangsawan Medici dari Florence.
Perwakilan dari kedua belah pihak kemudian dikirim untuk melakukan penghitungan luas tanah yang akan diserahkan Paus kepada Florence.
Kesepakatan itu menyatakan bahwa perbatasan tersebut harus berada di sebuah sungai kecil yang berfungsi sebagai anak sungai bagi Sungai Tiber yang jauh lebih besar.
Namun, kedua belah pihak tidak menyadari bahwa ada dua anak sungai yang bermuara di Tiber.
Sisi Florentine berpikir bahwa sungai di sebelah kiri harus ditetapkan sebagai batas.
Sementara Negara Kepausan menganggap sungai di sebelah kananlah yang berfungsi sebagai tapal batas.
Di antara kedua anak sungai itu ada desa kecil bernama Cospaia.
Begitu penduduk Cospaia mengetahui bahwa mereka terjebak di antara sebuah perjanjian yang aneh, mereka segera memproklamasikan diri sebagai sebuah republik yang terlepas dari kekuasaan Paus dan kota Florence.
Republik yang baru terbentuk itu menggunakan lambang senjata dan bendera hitam dan putih.
Namun, republik ini tidak membentuk pemerintahan yang nyata, selain dari dewan tetua yang dipanggil untuk pembuatan keputusan dan tugas peradilan.
Cosimo Medici dan Paus Eugene IV tampaknya tidak keberatan karena mereka memiliki masalah yang lebih besar untuk dibahas.
Republik kecil itu dianggap bermanfaat, setidaknya sebagai zona penyangga antara dua kekuatan yang bersaing.
Cospaia yang mulanya hanya sebuah desa kecil dengan 100 rumah dan 300 penduduk memanfaatkan kesempatan yang mereka anggap anugerah itu untuk mengambil keuntungan sebagai zona perdagangan bebas.
Di sana, semua barang yang diperdagangkan tidak dikenai pajak sehingga dengan cepat menarik pedagang dari seluruh Italia.
Meski cukup makmur dan berkembang, baru pada tahun 1574 Cospaia menjadi sebuah kekuatan ekonomi karena keberadaan tembakau.
Laporan | : | Jannah |
Editor | : | Ruslan Amrullah |