Sabtu, 11 Desember 2021 - 19:40 WIB
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Indonesia Battery Corporation (IBC) berencana mengakuisisi perusahaan mobil listrik asal Jerman, StreetScooter GmbH.
Artikel.news, Jakarta - Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Indonesia Battery Corporation (IBC) berencana mengakuisisi perusahaan mobil listrik asal Jerman, StreetScooter GmbH.
Akuisisi perusahaan ini digadang-gadang menjadi pelengkap rencana Indonesia mengembangkan kendaraan listrik.
Namun, rencana ini menuai dua sudut pandang yang berbeda. Ada yang mendukung, ada pula yang tak sepakat dengan rencana ini.
Menteri BUMN Erick Thohir menilai niat akuisisi StreetScooter sebagai hal yang wajar. Itu dimaksudkan untuk semakin memperkuat ekosistem kendaraan listrik, sekaligus melakukan hilirisasi industri di Indonesia.
Langkah ini akan melengkapi upaya membentuk ekosistem kendaraan listrik di Tanah Air, karena pemerintah sebelumnya sudah bekerja sama dengan investor besar seperti LG dan CATL untuk membangun pabrik baterai berbahan dasar nikel.
"Sekarang gini, kalau kita semua menolak bangun hilirisasi baterai, ya enggak usah partneran sama CATL, LG. Suruh aja mereka bikin sendiri, ngapain BUMN ikut berpartner," ujar Erick Thohir dikutip dari Liputan6.com, Sabtu (11/12/2021).
Untuk mencapai tujuan hilirisasi industri kendaraan listrik tersebut, IBC selaku holding baterai BUMN yang terdiri atas Pertamina, PLN, MIND ID, dan Antam harus mau berinvestasi.
Sejumlah investor pun sudah jadi mitra IBC, dua diantaranya perusahaan raksasa baterai listrik dunia yakni LG Energy Solution asal Korea Selatan, dan Contemporary Amperex Technology Co Limited (CATL) asal China.
Erick menyatakan, IBC juga perlu mengeluarkan ongkos besar hingga mencapai 170 juta dolar AS atau sekitar Rp2,43 triliun (kurs Rp14.300 per dolar AS) untuk mengakuisisi StreetScooter milik Deutsche Post DHL Group.
Selain biayanya yang tidak sedikit, Erick juga tak memungkiri adanya potensi kegagalan dari proses akuisisi tersebut. Namun, itu termasuk dalam risiko bisnis yang harus berani diambil untuk kepentingan ke depan.
Pandangan berbeda dilontarkan Komisaris Utama Pertamina, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, yang terkesan menentang rencana itu.
Dia menilai akuisisi StreetScooter terlalu mahal. Perhitungan harga kepemilikan sahamnya lebih dari 60 persen menggunakan future valuation, dengan alasan bisnisnya bakal bagus di masa mendatang.
"Anda tidak boleh membeli sesuatu atau mengarang future valuasinya ke depan. Dasarnya apa valuasi future? Ini barang baru," ujar Ahok.
Laporan | : | Supri |
Editor | : | Ruslan Amrullah |