Kamis, 04 November 2021 - 19:35 WIB
Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo saat bertemu petani milenial, Viola Az-Zahra, dalam kunjungan kerjanya di Cikalong Wetan, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Rabu (3/11/2021).
Artikel.news, Bandung - Menteri Pertanian RI, Syahrul Yasin Limpo, bertemu dengan petani milenial di Cikalong Wetan, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat.
Pertemuan ini berlangsung pada akhir rangkaian kunjungan kerjanya di Provinsi Jawa Barat, Rabu (3/11/2021).
Di lokasi lahan pertanian, Syahrul meminta petani milenial, Viola Az-Zahra yang mengelola sayuran di 9 Hektare lahan pertanian miliknya untuk mengembangkan lebih banyak komoditas lagi.
"Menjadi petani milenial itu keren. Saya mau hitung-hitungan. Kalau 1 Ha menghasilkan seledri sebanyak 40 ton dengan harga tertinggi Rp 30 ribu, berarti bisa menghasilkan Rp120 juta. Jadi, jangan satu atau tiga komoditas saja untuk dikelola, minimal harus bisa tujuh komoditas biar menghasilkan," kata Syahrul, dilansir dari Tribun-Timur.com, Kamis (4/11/2021).
Menurut Syahrul, banyak komoditas hortikultura yang dapat diusahakan dan menjanjikan di lahan tersebut.
Pengelolaan mulai dari praproduksi, produksi, hingga pengelolaan pascapanen.
"Di sini komoditas yang diusahakan harus digabung, harus ada minimal tujuh komoditi. Kan ada yang sayuran yang dapat menghasilkan per dua bulan, yang per tiga bulan. Lalu ada hasilnya diolah menggunakan mesin packaging," jelasnya.
Mantan Gubernur Sulsel ini pun meminta agar para petani milenial untuk berinovasi dan berkreasi membangun bangsa melalui sektor pertanian dengan kelembagaan yang baik karena pertanian menjadi tumpuan perekonomian bangsa saat ini
"Kalau di luar negeri satu hektar yang dikelola dapat menghasilkan Rp 40 miliar. Oleh sebab itu, pertanian di sini harus digarap dan pengelolaannya harus benar, karena nanti kita akan kuat. Coba jangan hanya satu petani milenial, saya minta bangun sepuluh petani milenial di sini," kata dia.
Lebih lanjut, Syahrul menginstruksikan kepada para jajarannya agar membantu pengelolaan secara kelembagaan dan teknologi pertaniannya.
"Petani milenial ngga perlu bantuan, tapi perlu didampingi, dan perlu hitung hitungan. Harus ada teknologi setelah produksi. Prof Dedi (Kepala BBSDMP) bantu ini, Litbang tolong turun urus ini," pintanya.
Sementara itu, CEO Minaqu, Ade Wardhana Adinata menjelaskan potensi dan bisnis tanaman sayur seperti yang dikelola Viola dapat memenuhi kebutuhan pasar domestik dan ekspor.
"Ini potensi yang dapat dipegang oleh kaum muda, dari sini kita bisa memenuhi pasar," katanya.
Berkaitan dengan hal ini, Ade dan Viola menyampaikan terima kasih atas perhatian dan dukungan besar Menteri Pertanian dalam mendorong pengembangan dan pendampingan petani milenial.
Laporan | : | Jannah |
Editor | : | Ruslan Amrullah |