Kamis, 30 September 2021 - 21:06 WIB
Ilustrasi pegawai bank sedang menghitung uang
Artikel.news, Jakarta - Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menyebutkan jika jumlah simpanan di bank umum (BU) pada Agustus 2021 mencapai Rp7.126 triliun. Jumlah tersebut naik 8,6 persen secara tahunan dan 1,2 persen secara bulanan.
Lebih dari separuh jumlah tersebut terdiri dari simpanan super jumbo dengan nominal di atas Rp5 miliar dalam satu rekening.
Kenaikan secara tahunan atau year-on-year (yoy) terjadi pada semua tiering nominal. Namun simpanan di atas Rp5 miliar tumbuh paling tinggi dibanding tiering lainnya yakni 12,2 persen secara tahunan menjadi Rp 3.576 triliun.
Dilansir dari Katadata.com, Kamis (30/9/2021), jumlah tersebut berkontribusi 50,2 persen dari total simpanan di perbankan. Kendati demikian, pertumbuhannya pada Agustus melambat dari bulan sebelumnya 14,6 persen yoy.
Simpanan dengan nominal lainnya juga tumbuh lebih lambat dari bulan sebelumnya. Simpanan di bawah Rp 100 juta hanya tumbuh 4,9 persen secara yoy. Simpanan dengan nominal tersebut memiliki andil 13,2 persen terhadap total simpanan bulan lalu atau Rp938 triliun.
Selanjutnya, simpanan nominal Rp 100-200 juta porsinya mencapai 5,4 persen atau Rp 388 triliun, tumbuh 7,2 persen yoy. Simpanan Rp 200-500 juta berkontribusi 8,7 persen atau Rp 618 triliun dan tumbuh 5,7 persen yoy. Sedangkan simpanan Rp 500 juta sampai 1 miliar berkontribusi 7,5 persen atau Rp 534 triliun, pertumbuhannya 4,8 persen yoy.
Kemudian simpanan Rp 1 miliar-Rp 2 miliar kontribusinya 6,6 persen atau Rp 470 triliun, pertumbuhannya 4,7 persen secara yoy. Serta simpanan Rp 2 miliar-Rp 5 miliar berkontribusi 8,5 persen atau Rp 603 triliun dengan pertumbuhan tahunan hanya 4,2 persen.
Berdasarkan jenisnya, LPS mencatat pertumbuhan terjadi di mayoritas jenis simpanan. Simpanan berbentuk deposito tumbuh 3,5 persen yoy menjadi Rp 2.854 triliun atau 40,1 persen dari total simpanan.
Giro naik 13,1 persen yoy menjadi Rp1.938 triliun atau 27,2 persen dari seluruh simpanan. Sedangkan tabungan tumbuh 12,9 persen menjadi Rp2.277 triliun atau 32 persen dari total simpanan.
Sedangkan dua jenis lainnya dengan kontribusi mini mengalami kontraksi. Deposit on call terkontraksi 8,5 persen secara yoymenjadi Rp 56 triliun. Kontribusinya hanya 0,8 persen terhadap total simpanan. Sedangkan sertifikat deposito anjlok 93 persen yoy menjadi Rp 1 triliun, dengan kontribusi paling kecil, tak sampai 0,1 persen.
Mayoritas simpanan bulan Agustus diparkirkan di bank BUKU IV dengan porsi 59,8 persen dari total simpanan atau Rp4.262 triliun. Simpanan di jenis bank ini tumbuh 7,7 persen yoy. Kemudian simpanan di bank BUKU III berkontribusi 28,6 persen dengan nilai Rp 2.036 triliun, tumbuh tertinggi 11,2 persen.
Sedangkan di bank BUKU II porsinya 11,6 persen dari total simpanan atau Rp828 triliun, tumbuh 7,1 persen.
Hanya 41 persen Simpanan Dijamin Penuh LPS
Kenaikan jumlah simpanan di perbankan juga mendorong LPS menaikkan cakupan penjaminannya pada Agustus 2021. LPS memberi penjaminan penuh terhadap semua simpanan dengan nominal di bawah Rp2 miliar. Sedangkan nominal simpanan di atas Rp2 miliar hanya diberi penjaminan sebagian, yakni Rp2 miliar dari simpanannya.
LPS mencatat simpanan yang memperoleh penjaminan penuh sebanyak Rp2.947 triliun atau 41,4 persen dari total simpanan, jumlahnya naik 5,3 persen secara yoy. Kemudian simpanan yang dijamin sebagian sebanyak Rp 617 triliun atau 8,6 persen dari total simpanan. Sedangkan 50 persen simpanan tidak mendapat penjaminan yang jumlahnya Rp 3.662 triliun.
LPS mencatat jumlah rekening pada Agustus sebanyak 365.381.873 juta. LPS memberi penjaminan penuh terhadap 99,9 persen dari rekening tersebut, sedangkan sisanya 0,1% hanya diberi penjaminan sebagian.
Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi pada konferensi persnya Rabu (29/9/2021) mengumumkan penurunan kembali tingkat bunga penjaminan ke level terendah sepanjang sejarah yakni 3,5 persen untuk simpanan rupiah di bank umum. Tingkat bunga penjaminan turun 50 bps dari periode sebelumnya di level 4,0 persen.
"LPS menilai bahwa percepatan pemulihan perekonomian saat ini perlu terus didorong, salah satunya dengan membantu perbankan mengelola biaya dana sehingga diharapkan dapat memberikan insentif untuk sisi biaya dan penyaluran kredit perbankan," kata Purbaya kepada wartawan.
Selain itu, LPS juga menurun tingkat bunga penjaminan untuk simpanan berbentuk valuta asing (valas) di bank umum sebesar 25 bps menjadi 0,25 persen. Kemudian tingkat bunga penjaminan simpanan rupiah di Bank Perkreditan Rakyat (BPR) juga diturunkan menjadi 6 persen.
Seiring penurunan tingkat bunga penjaminan, LPS juga memantau ada potensi berlanjutnya penurunan suku bunga simpanan. Tingkat suku bunga simpanan pada periode observasi 26 Agustus- 22 September turun 10 bps menjadi 2,70 persen. Sedangkan suku bunga simpanan berupa valuta asing turun 1 bps menjadi 0,22 persen.
"Suku bunga simpanan diproyeksikan masih akan melanjutkan tren penurunan ditopang kondisi likuiditas internal bank yang longgar dan langkah kebijakan otoritas moneter yang masih mempertahankan kebijakan akomodatif." jelas Purbaya.
Laporan | : | Jannah |
Editor | : | Ruslan Amrullah |