Jumat, 27 Agustus 2021 - 20:59 WIB
Ilustrasi aktivitas di Matahari Department Store sebelum pandemi Covid-19
Artikel.news, Jakarta - Awal pandemi Covid-19 perusahaan ritel di Indonesia, PT Matahari Department Store Tbk (LPPF), mengalami kerugian yang cukup besar. Tapi, kini berangsur-angsur kerugian tersebut berubah jadi keuntungan.
Pada semester satu 2021, Mataharo mencatatkan laba bersih Rp532,48 miliar. Berbanding terbalik pada 30 Juni 2020 dengan rugi Rp357,86 miliar.
Sementara, LPPF mencatatkan pendapatan bersih sebesar Rp3,56 trilliun atau naik 58,43 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp2,25 triliun dengan laba per saham dasar Rp202.
CEO Matahari Department Store, Terry O'Connor mengatakan, pihaknya senang dapat kembali meraih profitabilitas dan ini merupakan bukti kerja keras dan ketekunan karyawan. Perseroan telah melunasi hutang kami dan memiliki saldo kas yang sangat sehat pada akhir periode.
"Oleh karena itu, kami percaya Matahari dapat tampil jauh lebih baik setelah PPKM seiring dengan semakin cepatnya pelaksanaan inisiatif dan tantangan terkait COVID-19 semakin terlampaui dan kami bermaksud menjadikan musim lalu sebagai pembelajaran utama bagi musim Lebaran 2022," ujar Terry dikutip dari keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Jumat (27/8/2021), yang dilansir dari Okezone.com.
"Dengan orang-orang kami yang sekarang telah divaksinasi sepenuhnya, dan protokol keamanan kami yang kuat, kami percaya bahwa kami berada di posisi yang tepat untuk memanfaatkan sepenuhnya pemulihan yang akan datang di gerai-gerai kami dan dalam pencapaian ambisi omni channel kami,” sambungnya.
Selain itu, Auric Digital Retail baru-baru ini telah menjadi pemegang saham terbesar di Perseroan, yang menambah keyakinan akan kepastian pengembangan, kontinuitas dan pelaksanaan strategi.
Perseroan berkeyakinan bahwa sahamnya bernilai terlalu rendah, sehingga Perseroan meluncurkan program pembelian kembali saham pada Agustus 2021, dengan maksimal 15 persen dari modal disetor dan ditempatkan Perseroan dengan dana yang dialokasikan sebesar Rp450 miliar.
Adapun pendapatan Perseroan terdiri atas penjualan eceran, penjualan konsinyasi, dan pendapatan jasa. Penjualan eceran menjadi penyumbang pendapatan tertinggi sebesar Rp2,19 triliun atau lebih tinggi dari sebelumnya Rp1,44 triliun.
Penjualan konsinyasi tercatat Rp1,36 triliun miliar atau lebih tinggi dari sebelumnya Rp760,07 miliar, dan pendapatan jasa tercatat Rp7,08 miliar atau lebih rendah dari sebelumnya Rp48,75 miliar.
LPPF mencatatkan adanya kenaikan beban pokok pendapatan di kuartal II-2021 menjadi Rp1,29 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp902,96 miliar, beban keuangan juga naik menjadi Rp60,37 miliar dari sebelumnya Rp51,63 miliar. Sementara itu, beban usaha mengalami penurunan menjadi Rp1,55 triliun dari sebelumnya Rp1,64 triliun.
Arus kas bersih yang dihasilkan dari aktivitas operasi tercatat Rp1,82 triliun, arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi tercatat Rp34,96 miliar, dan arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas pendanaan tercatat Rp1,29 triliun.
Matahari Department Store mencatatkan liabilitas sebesar Rp5,31 triliun dan ekuitas sebesar Rp1,38 triliun. Adapun total aset perseroan meningkat menjadi Rp6,70 triliun dibanding tahun 2020 sebesar Rp6,31 triliun.
Laporan | : | Wahyu |
Editor | : | Ruslan Amrullah |