Sabtu, 17 Juli 2021 - 18:51 WIB
Ilustrasi pramugari Garuda Indonesia
Artikel.news, Jakarta - Laporan keuangan maskapai penerbangan PT Garuda Indonesia Tbk atau Garuda Indonesia mencatatkan pendapatan usaha sebesar 1,4 miliar dolar AS atau setara Rp20,4 triliun (kurs rata-rata Rp14.577) selama tahun 2020 atau selama masa pandemi Covid-19 berlangsung.
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan, capaian tersebut ditunjang oleh pendapatan penerbangan berjadwal sebesar 1,2 miliar oldar AS, pendapatan penerbangan tidak berjadwal 77 juta dolar AS, dan lini pendapatan lainnya 214 juta dolar AS.
"Dalam kondisi penuh tantangan, Garuda Indonesia memastikan komitmen untuk senantiasa hadir memenuhi kebutuhan layanan penerbangan masyarakat Indonesia melalui pengalaman terbang yang aman dan nyaman," kata Irfan, dalam keterangan resminya, dikutip dari Medcom, Sabtu (17/7/2021).
Garuda juga mencatatkan penurunan beban operasional penerbangan 35,13 persen menjadi 1,6 miliar dolar AS ketimbang 2019 yang mencapai 2,5 miliar dolar AS. Hal tersebut ditunjang langkah strategis efisiensi biaya, salah satunya melalui upaya renegosiasi sewa pesawat maupun efisiensi biaya operasional penunjang lainnya yang saat ini terus dioptimalkan oleh perusahaan.
"Melalui upaya tersebut, saat ini Garuda Indonesia berhasil melakukan penghematan beban biaya operasional hingga 15 juta dolar per bulannya," ujar Irfan.
Sementara itu, menyikapi catatan disclaimer pada laporan keuangan Garuda Indonesia Tahun Buku 2020, Irfan mengatakan, pada prinsipnya perusahaan menghargai independensi auditor yang mencatatkan keterangan tersebut dalam pembukuan laporan kinerja keuangan sepanjang 2020.
Catatan disclaimer itu, kata Irfan, diberikan dengan pertimbangan aspek keberlangsungan usaha yang menjadi perhatian auditor di tengah upaya restrukturisasi yang dijalankan perusahaan sebagai langkah pemulihan kinerja.
Irfan menjelaskan hal tersebut merupakan realitas bisnis yang tidak dapat terhindarkan di tengah tekanan kinerja usaha dan merupakan imbas kondisi pandemi yang mengantarkan industri penerbangan dunia pada level terendah sepanjang sejarah.
Ia mengungkapkan lalu lintas penumpang internasional mengalami penurunan drastis lebih dari 60 persen selama 2020. Hal itu membawa trafik perjalanan lalu lintas udara internasional kembali ke level trafik lalu lintas udara pada 2003. Sebuah kemunduran signifikan dari industri penerbangan yang telah berkembang pesat selama 10 tahun terakhir.
"Kondisi itu yang turut tergambarkan pada kinerja usaha Garuda Indonesia yang saat ini terdampak signifikan pada aspek keberlangsungan usaha," jelas dia.
Dirinya menambahkan hal tersebut juga merupakan situasi yang tidak terhindarkan dihadapi oleh berbagai pelaku industri penerbangan lainnya yang harus melakukan berbagai langkah fundamental guna mengoptimalkan kinerja usahanya, antara lain melalui upaya diversifikasi bisnis baik dalam skala besar maupun kecil.
"Yang tak lain dan tak bukan dimaksudkan untuk mengupayakan keberlangsungan usaha di tengah krisis industri penerbangan dunia saat ini,"ujarnya.
Laporan | : | Jannah |
Editor | : | Ruslan Amrullah |