Senin, 24 Mei 2021 - 16:47 WIB
Pandemi Covid-19 berdampak besar pada dunia pernerbangan Tanah Air, termasuk yang dialami maskapai plat merah Garuda Indonesia saat.
Artikel.news, Jakarta - Pandemi Covid-19 berdampak besar pada dunia pernerbangan Tanah Air, termasuk yang dialami maskapai plat merah Garuda Indonesia saat.
Di tengah hantaman krisis, Garuda Indonesia ternyata berdampak pada nilai utang yang mencapai Rp70 triliun.
Uang sebesar Rp70 triliun ini diungkap Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra.
Dikutip pikiran-rakyat.com, Senin (24/5/2021), Irfan Setiaputra mengatakan, Garuda berutang 4,9 miliar dolar AS.
Parahnya, nilai utang itu akan bertambah setiap bulannya sekitar Rp1 triliun lantaran terus menunda pembayaran kepada pemasok.
Dia mengatakan, perusahaan memiliki arus kas negatif dan utang minus Rp41 triliun.
"Bisa mengakibatkan perusahaan dihentikan secara tiba-tiba," kata Irfan seperti dilansir Bloomberg pada Minggu (23/5/2021).
Sebagai informasi, Grup Garuda mengalami penurunan pendapatan sebesar 66 persen tahun lalu. Hal itu dampak dari pembatasan dan permintaan domestik yang terbatas.
Tak hanya itu, ada sekitar 825 staf yang telah dicutikan. Sebelumnya juag diberlakukan pemotong gaji.
Saat ini, Garuda Indonesia berencana mengurangi armada pesawat. Dari 142 pesawat, hanya akan dipeoreasikan sekitar 70 saja.
"Ada 142 pesawat. Kami akan beroperasi dengan jumlah pesawat tidak lebih dari 70," ungkap Irfan.
Langkah tersebut diambil, untuk bisa bertahan dari krisis yang ditimbulkan pandemi Covid-19.
"Perusahaan harus melalui restrukturisasi yang komprehensif," jelas Irfan.
Pernyataan tersebut merujuk pada armada maskapai Garuda Indonesia. Itu tidak termasuk di unit usaha maskapai bertarif rendah, yakni Citilink.
Laporan | : | Jannah |
Editor | : | Ruslan Amrullah |