Kamis, 15 April 2021 - 14:15 WIB
Petani porang di Sulbar, Rayu.
Artikel.news, Madiun – Seorang petani di Desa Durenan, Kecamatan Gemarang, Kabupaten Madiun, Purnomo, mengaku pernah menolak tawaran Rp825 juta atas hasil panen porang dengan luas 2,5 hektare. Penolakan itu dilakukan lantaran, hasil jual porangnya diprediksi mencapai Rp1,2 hingga Rp 1,5 miliar.
Purnomo yang juga Kepala Desa Durenan itu mengatakan lahan porang yang sudah siap panen luasnya mencapai 2,5 hektare. Sedangkan usia tanaman porang di lahan tersebut sudah dua tahun dan siap panen.
“Kalau menurut perhitungan, di lahan seluas 2,5 hektare itu ada 38 ribu pohon porang. Kalau satu pohon porang dibuat rata-rata menghasilkan empat kilogram umbi. Harusnya harga untuk membeli porang itu antara 1,2 miliar sampai 1,5 miliar. Karena harga porang per kilogram 10 ribu,” jelas Purnomo, dilansir dari Solopos.com, Kamis (15/4/2021).
Purnomo sudah lama bercocok tanam porang. Dari porang ini ia berhasil membeli dua mobil, lima sepeda motor, dan membeli dua bidang tanah, serta membangun rumah.
Saat ini, ujarnya, warga di desanya banyak yang beralih menjadi petani porang. Bahkan kini ada sekitar 500 petani yang fokus untuk penanaman porang. Ketertarikan warga ini karena melihat hasil panen porang yang begitu menggiurkan.
Dia menceritakan ada salah satu petani yang baru menanam porang dengan modal Rp 12 juta untuk membeli bibit porang. Setelah panen, hasilnya ditawar dengan harga Rp 55 juta. “Itu pun belum diberikan, karena memang ingin mengembangkannya,” ujar dia.
Seorang petani di Desa Durenan, Mujiono, mengaku bisa meraup Rp36 juta dari lahan setengah hektare yang ia tanam 4.900 pohon porang. “Yang terakhir kemarin dapat 36 juta. Tahun-tahun sebelumnya juga segitu,” kata Mujiono.
Uang sebanyak itu telah gunakan untuk membangun rumah, membeli sepeda motor, hingga membeli lahan baru untuk menanam porang.
“Untuk kebutuhan harian, saya mengandalkan hasil panen tanaman lain, seperti jeruk, durian, petai, dan lainnya. Karena tahu bahwa porang panennya sekali dalam setahun,” jelasnya.
Laporan | : | Jannah |
Editor | : | Ruslan Amrullah |