Selasa, 09 Juli 2024 - 22:39 WIB
Artikel.news, Parepare -- Pemerintah Kota Parepare bersama Depo Pertamina dan Kelurahan membahas serius mengenai distribusi elpiji (LPG) 3 kg dan BBM di Parepare.
Rapat ini berlangsung Lounge BJ Habibie, Kantor Wali Kota Parepare, Senin, (8/7/2024), yang dipimpin oleh Kepala Bagian Perekonomian dan SDA Setdako Parepare, Rudy M.
Dalam rapat itu, Pertamina mengakui bahwa suplai BBM dan LPG 3 kg di Parepare melebihi kebutuhan.
"Secara umum, khusus LPG 3 kg sudah dijelaskan melebihi suplai di Kota Parepare. Namun demikian, praktik-praktik yang mengalihkan kuota atau tabung keluar dari Kota Parepare, tetap harus diawasi," ungkap Rudy.
Dia menyoroti potensi penyalahgunaan oleh oknum yang membawa tabung gas keluar Parepare, terutama saat daerah sekitar mengalami kondisi darurat yang memerlukan suplai tambahan.
"Jika daerah sekitar kita sangat membutuhkan itu tabung, maka Parepare menjadi incaran untuk oknum tertentu dalam mengambil tabung dengan berbagai modus yang dilakukan," beber Rudy.
Karena itu, dia berharap agar agen bertindak tegas terhadap pangkalan yang bekerja sama dengan oknum-oknum tersebut.
"Tadi kita minta untuk agen memberikan tindakan tegas kepada pangkalan yang melakukan kerja sama engan oknum-oknum yang membawa keluar tabung gas dari Kota Parepare," tegasnya.
Terkait dengan distribusi solar, Rudy mengaku, akan dilakukan inspeksi mendadak (sidak) untuk mengatasi praktik-praktik yang merugikan.
Dia mengungkapkan adanya modifikasi tangki dan penggunaan pelat nomor ganda oleh kendaraan yang antre BBM di Parepare menyebabkan antrean panjang di SPBU.
"Kita akan bekerja sama dengan aparat hukum, SKPD teknis, dan Pertamina untuk memastikan hal tersebut tidak terjadi lagi," katanya.
Dia menekankan, pemerintah mengimbau untuk melakukan penjatahan agar kuota tidak habis akibat praktik-praktik musiman.
Selain itu, kecelakaan dan jalan rusak yang menyebabkan penumpukan kendaraan perlu dihindari. Pertamina sebagai penyalur BBM dan LPG juga diminta bertanggung jawab.
Dia mengingatkan, jika masalah ini tidak diatasi dengan baik, akan berdampak pada kenaikan inflasi.
"Kenaikan biaya bahan bakar akan mempengaruhi harga produksi, yang pada akhirnya meningkatkan harga jual. Kelangkaan juga dapat memicu kenaikan harga," ingat Rudy.
Dia berharap seluruh stakeholder, termasuk SKPD terkait, Depo Pertamina, dan aparat hukum, dapat menjaga kondisi ini. Saat ini, angka inflasi di Parepare sudah mencapai 2,64 persen, yang cukup kritis terkait bahan komoditi pangan.
Sementara, SB 4 Depo Pertamina Parepare, Herdi mengatakan bahwa kelangkaan BBM tidak terjadi karena penyaluran sudah aman.
"Terkait kelangkaan BBM tidak ada, karena penyaluran di Depo juga sudah aman. Saat ini kita sudah merecovery untuk pemenuhan suplai di SPBU," janjinya.
Selain itu, kata dia, untuk SPBU prinsipnya hanya melayani pengisian sesuai surat rekomendasi.
"Terkait dengan panjangnya antrean di SPBU, suplai di SPBU saat ini masih normal. Yang perlu dipastikan kenaikan jumlah kendaraan yang ada di Kota Parepare. Jadi, coba dilihat jumat kendaraan yang bertumpuk di Parepare, baik dalam kota maupun luar daerah," tandas Herdi.
Laporan | : | Wahyu |
Editor | : | Ruslan Amrullah |