Kamis, 11 Mei 2023 - 23:14 WIB
Guru besar Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada, Prof Zullies Ikawati
Artikel.news, Makassar - Salah satu makanan praktis yang digandrungi banyak orang adalah mi instan. Namun, banyak yang mengatakan jika mi instan tidak sehat. Meski demikian, tetap saja banyak orang yang tetap menyantapnya.
Guru besar Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada, Prof Zullies Ikawati, mengatakan, pada dasarnya tidak ada batasan tertentu dalam mengonsumsi mi instan. Hanya saja bagi yang memiliki riwayat penyakit tertentu perlu berhati-hati.
Seperti bagi orang yang memiliki riwayat penyakit hipertensi atau darah tinggi, sebaiknya mengurangi bumbu mi instan, atau sekalian mengganti bumbunya dengan bumbu racikan sendiri. Pasalnya, bumbu mi instan cenderung asin.
"Sebetulnya tidak ada aturan seperti itu karena mie itu sendiri kan sebenarnya karbohidrat, sama seperti nasi," kata Prof Zullies Ikawati, dilansir dari Beautynesia.com, Kamis (11/5/2023).
"Hanya saja kalau nasi dari padi, dari beras, kalau mi kan dari gandum. Tapi sama-sama karbohidrat," jelasnya tentang perbedaan mie dengan nasi," sambungnya..
Terkait kandungan pengawet, menurutnya tiap orang punya sensitivitas berbeda-beda. Yang terpenting menurutnya adalah mengenali kondisi tubuh masing-masing. Jika memang sensitif maka sebaiknya tidak terlalu sering mengonsumsi mi instan, Beauties.
"Nggak seperti obat sih, kalau obat kan 3 kali sehari ada dosisnya ya. Kalau mie itu saya kira nggak ada patokan, karena itu bahan makanan yang bisa kita makan sesuai keinginan kita," jelasnya.
Meski demikian, ia memberikan catatan bagi yang memiliki riwayat hipertensi. Karena bumbu mi instan cenderung asin, maka ia menyarankan untuk mengurangi bumbu dan menggantinya dengan bumbu racikan sendiri.
Demikian pula dengan kandungan nutrisi yang cenderung kurang seimbang pada mi instan.
Laporan | : | Jannah |
Editor | : | Ruslan Amrullah |