Senin, 28 November 2022 - 22:37 WIB
Sebuah penelitian terbaru menemukan fakta mengejutkan tentang produksi sperma yang terus menurun dari tahun ke tahun.(Foto ilustrasi/Shutterstock)
Artikel.news, Makassar - Sebuah penelitian terbaru menemukan fakta mengejutkan tentang produksi sperma yang terus menurun dari tahun ke tahun.
Penelitian mengungkapkan jumlah sperma pria secara global telah menurun lebih dari 62 persen sejak tahun 1973 sampai 2018. Demikian isi penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Human Reproduction Update.
Dilansir dari Haibunda.com, Senin (28/11/2022), studi ini juga menemukan bahwa konsentrasi sperma pada pria turun sebanyak 51 persen. Penurunan ini terjadi dari 101,2 juta menjadi 49 juta sperma per mililiter dalam periode yang sama.
Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), rata-rata jumlah sperma ideal adalah 15 juta per mililiter. Artinya, bila seorang pria memiliki jumlah sperma di bawah angka tersebut, maka ia dianggap memiliki konsentrasi sperma yang rendah.
Meski begitu, para Ayah tetap perlu waspada dengan penurunan jumlah sperma tersebut. Ketua studi sekaligus profesor dari Hebrew University, Hagai Levine, mengatakan meski masih berada di atas angka yang ditetapkan WHO, namun terjadinya penurunan itu masih cukup mengkhawatirkan.
"Kita memiliki masalah serius yang jika tidak diatasi dapat mengancam kelangsungan hidup umat manusia," kata ahli epidemiologi itu, dikutip dari New York Post.
Penelitian terbaru ini berisi data selama tujuh tahun. Data tersebut mencakup 53 negara dan pengamatan pada 223 studi berdasarkan sampel sperma lebih dari 57 ribu pria.
Jumlah sperma yang menurun dari tahun ke tahun bukan tanpa sebab. Beberapa peneliti yang ikut bergabung dalam studi mengungkap penyebabnya. Mereka mempelajari tren jumlah sperma di area-area yang belum pernah ditinjau sebelumnya.
"Tren penurunannya sangat jelas. Penemuan ini adalah temuan yang luar biasa dan saya merasa bertanggung jawab untuk mengirimkannya ke dunia. Penurunannya sangat nyata dan tampaknya semakin cepat," ujar Levine.
Beberapa penelitian lain telah mengaitkan penurunan jumlah sperma dengan beberapa hal berikut:
- obesitas,
- gaya hidup sedentari,
- kebiasaan merokok,
- paparan bahan kimia dan pestisida, dan
- faktor-faktor lainnya.
Penelitian ini juga menjadi alarm bagi kesehatan reproduksi pria secara menyeluruh. Pasalnya, jumlah sperma yang rendah dikaitkan juga dengan peningkatan risiko penyakit kronis, kanker testis, dan penurunan angka harapan hidup.
Selain itu, hal ini juga tentu akan berpengaruh terhadap kesuburan pria. Mengutip penelitian lain, Levine mengatakan bahwa angka kesuburan akan mulai menurun saat konsentrasi sperma berada di bawah 40 juta per mililiter.
Laporan | : | Fadli |
Editor | : | Ruslan Amrullah |