Senin, 11 Juli 2022 - 22:24 WIB
Bekas cleaning service yang kini jadi miliuner Aamir Qutub.(Youtube.com)
Artikel.news, New Delhi - Siapa sangka pria yang dulunya merupakan cleaning service di bandara, kini telah menjelma menjadi miliuner yang memiliki perusahaan IT bernilai jutaan dolar.
Pria tersebut adalah Aamir Qutub, berusia 33 tahun, yang dibesarkan di sebuah kota kecil di India.
Dilansir dari Dream.co.id, Senin (11/7/2022), Amir ameraih gelar sarjana teknik mesin dari Aligarh Muslim University di India. Saat kuliah, dia merupakan sosok yang aktif mengikuti berbagai kegiatan sosial.
Salah satunya dengan mendirikan AMULive, Jaringan Sosial Universitas pertama di India, yang mencapai 5.000 anggota dalam waktu 15 hari sejak peluncurannya.
Dia kemudian pindah ke Australia sepuluh tahun lalu untuk menempuh gelar Master of Business Administration di Deakin University, Geelong, dan mendapat beasiswa untuk trimester pertama.
Saat menempuh pendidikan S2, Aamir tak ingin membebani sang ayah yang telah membiayai kuliahnya.
Sehingga Aamir pun mencari pekerjaan untuk pendapatan tambahan dan ia bercita-cita membangun kerajaan bisnisnya sendiri.
Aamir pernah mengirim lamaran kerja ke 170 perusahaan, namun tak ada satupun yang memanggilnya untuk lanjut ke tahap interview atau wawancana.
Sampai pada akhirnya, dia mendapat pekerjaan sebagai petugas kebersihan di sebuah bandara di Geelong. Di sana ia bekerja secara shift, yakni dari jam 6 pagi hingga 6 sore selama 4 kali dalam seminggu.
Setelah tiga bulan bekerja sebagai cleaning service, Aamir memutuskan untuk resign lantaran jam kerjanya yang terlalu padat untuk seorang mahasiswa sepertinya.
Setelah itu, Aamir pun menemukan pekerjaan lain, yakni menjadi pengantar koran. Ia mengantar koran pada pukul 3 hingga 8 pagi sehingga memberinya cukup waktu untuk fokus pada studinya.
Meskipun masih menjadi seorang mahasiswa, Aamir selalu semangat mencari peluang dan pengalaman baru.
Disebutkan, Aamir pernah magang di sebuah perusahaan IT, di mana ia menyiapkan laporan model bisnis lengkap untuk perusahaan tersebut.
Lalu ia melanjutkan magang di perusahaan IT lainnya, ICT Geelong, dan diposisikan sebagai manajer operasi yang bekerja langsung di bawah manajer umum, dengan gaji AU$ 5 ribu.
Terkesan melihat kinerja yang dimiliki Aamir, dewan perusahaan pun memutuskan mengangkatnya sebagai general manager interim (sementara).
Ketika menginjak usianya ke 25, Aamir telah meraih gelar MBA dan sudah diangkat menjadi general manager permanen.
Ia dilaporkan menjadi GM termuda di perusahaan tersebut. Berkatnya, dalam setahun pendapatan perusahaan tersebut bisa meningkat hingga 300 persen.
Pada tahun 2014, saat masih bekerja di ICT Geelong, Aamir mulai merintis bisnisnya yang diberi nama Enterprise Monkey Proprietor Ltd. Ia menginvestasikan sebesar AU$4 ribu dari tabungannya.
Enterprise Monkey adalah perusahaan pengembangan web dan aplikasi yang berbasis di Melbourne dan Geelong.
Kini Aamir fokus untuk mengembangkan bisnisnya, bahkan dilaporkan perusahaannya itu memenangkan penghargaan Australian Young Business Leader of the Year.
Bisnisnya dilaporkan mencapai omzet AU$2 juta (sekitar Rp20,45 miliar) hanya dalam waktu lima tahun sejak diluncurkan.
Laporan | : | Jannah |
Editor | : | Ruslan Amrullah |