Selasa, 19 April 2022 - 15:37 WIB
Ilustrasi penanganan Covid-19
Artikel.news, Jakarta - Pemerintah akan mengurangi mengurangi anggaran untuk penanganan Covid-19 di APBN 2023.
Belanja tahun depan di sektor kesehatan akan di fokuskan salah satunya untuk non-Covid dan pemulihan ekonomi nasional.
Direktur Eksekutif CORE Indonesia, Mohammad Faisal, menganggap wajar langkah yang diambil pemerintah tersebut. Apalagi, menurutnya saat ini Covid-19 dianggap sudah mulai bisa ditangani.
“Rencana itu memang alasannya sejalan dengan ekspektasi bahwa tahun depan covid 19 sudah lebih bisa terkendali. Lalu, vaksinasi sendiri di tahun ini sudah semakin luas, diharapkan kalau masih ada orang yang positif ini dampaknya semakin minimum,” kata Faisal, dikutip dari Kumparan.com, Selasa (19/4/2022).
Selain itu, Faisal menjelaskan fokus anggaran untuk kesehatan sebenarnya bukan hanya terkait Covid-19. Namun, fokusnya juga lebih luas karena ada berbagai penyakit-penyakit lainnya yang perlu diatasi.
“Jadi wajar kalau mulai beralih ke non Covid. Tapi memang tetap pemerintah perlu waspada seandainya ada varian baru, so far ini belum kelihatan. Di negara lain juga masih omicron yang dominan sekarang dan diharapkan itu semakin mereda,” ujar Faisal.
“Cuma perlu kewaspadaan tahun depan jika nanti ada lonjakan, ada varian baru yang kemudian mungkin berbahaya kita harapkan tidak, tapi kewaspadaan perlu,” tambahnya.
Untuk itu, Faisal menyarankan anggaran di 2023 harus tetap adaptif khususnya untuk sektor kesehatan. Meski belanja kesehatan untuk Covid-19 dikurangi, rencananya nilai anggaran kesehatan akan dinaikkan menjadi Rp193,7 triliun hingga Rp155 triliun. Tahun ini, anggaran kesehatan Rp 139 triliun.
Anggaran kesehatan memang melonjak karena adanya pandemi Covid-19. Pada 2020, total anggaran kesehatan naik menjadi Rp172 triliun dari tadinya hanya Rp 113 triliun pada 2019. Dari total anggaran kesehatan Rp172 triliun ini, sebanyak Rp 52,4 triliun adalah untuk belanja yang berhubungan dengan Covid-19.
Begitu pula tahun lalu, belanja kesehatan melonjak lagi ke Rp312 triliun. Di mana sebanyak Rp190 triliun adalah untuk menangani Covid-19. Sementara di 2022 dari belanja mencapai Rp225 triliun, belanja Covid-19 yang ditargetkan dari alokasi tersebut mencapai Rp116,4 triliun.
“Jadi pemerintah dalam perjalanannya di 2023 kalau terjadi (lonjakan COVID-19) ya harus adaptif, fleksibel, dan anggarannya harus menyesuaikan di kondisi tersebut, tapi kalau untuk sekarang saya rasa memang cukup wajar mengurangi anggaran kesehatan untuk Covid-19,” tutur Faisal.
Laporan | : | Jannah |
Editor | : | Ruslan Amrullah |