Sabtu, 03 April 2021 - 16:34 WIB
Christina Suriadjaja
Artikel.news, Jakarta - Christina Suriadjaja adalah founder & chief strategy officer (CSO) Travelio. Ia adalah cucu Benjamin Suriadjaja, pendiri PT Surya Semesta Internusa Tbk. (SSI).
Wanita yang sekarang berusia 30 tahun ini memilih memenuhi passion-nya, dengan mendirikan perusahaan baru di luar SSI. Ia merasa, membangun komunitas dan membuat orang-orang percaya dengan visinya merupakan hal yang lebih menantang.
Christina mendirikan Travelio, perusahaan startup yang membidangi sewa properti online pada 2015. Keputusan itu justru mendapat dukungan dari sang ayah, Johannes Suriadjaja, Presdir SSI, yang melihat potensi di industri digital.
“Orang tua saya juga sangat terbuka dengan pilihan hidup yang saya jalankan, karena tidak mengharuskan untuk meneruskan bisnis keluarga,” kata Christina, dilansir dari Kumparan.com, Sabtu (3/4/2021).
Lahirnya Travelio dimulai dari pitching bisnis yang dilakukan oleh Hendry Rusli, Co-founder dan kini CEO Travelio, kepada lembaga family fund milik keluarga Suriadjaja.
Family fund ini merupakan inisiatif mendiang Benjamin Suriadjaja untuk memberikan pendanaan kepada aktivitas yang bersifat non-profit dan corporate social responsibility (CSR).
Namun, family fund ini juga fokus digunakan untuk melakukan investasi langsung (direct investment) pada perusahaan startup lokal. “Ketika itu, ayah saya menunjukkan proposal bisnis mereka untuk dipelajari,” kata Christina.
Melihat adanya kesamaan visi-misi, Travelio mendapat modal pendanaan dari SSI serta dana pribadi Christina. Maka, Christina pun tercatat sebagai co-founder perusahaan rintisan ini.
Christina menyelesaikan pendidikan di University of Southern California Marshall School of Business. Ia juga telah meraih gelar master pada bidang real estate dari Cornell University.
Perempuan ini sempat mengawali karier sebagai management trainee di InterContinental Hotels Group di Singapura. Namun setelah Travelio berkembang sekitar empat bulan, ia makin tertarik dengan Travelio dan memutuskan keluar dari InterContinental.
Di struktur organisasi Travelio, Christina duduk sebagai chief strategy officer. Ia bertanggung jawab di bidang perancangan strategi bisnis, pengelolaan properti, dan hubungan investor.
Mulanya, model bisnis Travelio adalah menyediakan layanan tawar-menawar hotel secara online. Setelah mempertimbangkan prospek bisnis, ia bersama Hendry dan Christie Amanda (sebagai chief operating officer) mengambil langkah pivoting dengan mengubah model bisnis ke penyewaan properti pribadi pada Januari 2017.
Perubahan model bisnis ini ternyata menarik minat kalangan modal ventura dan investor lainnya, yang bersedia mengucurkan pendanaan. Pada pendanaan pra-seri A pertengahan 2016, Travelio memperoleh sekitar 2 juta dolar AS dari modal ventura asal China, Gobi Partners, serta Anthull Ventures dan Kuok Group.
Lalu, pertengahan 2018, dalam putaran pendanaan seri A, mengucur dana 4 juta Dolar AS dari sekumpulan investor yang dipimpin oleh Vynn Capital, dan didukung Insignia Ventures Partners, Fenox Venture Capital, IndoGen Capital, dan Stellar Kapital.
Ke depan, dengan visi menjadi rental apartemen terbesar di Indonesia, Travelio menargetkan dapat mengelola 10.000 unit apartemen hingga akhir tahun ini.
“Kami menargetkan mencapai market share terbesar dari sisi suplai, sekaligus menjaga kualitas,” katanya.
Sebagai seorang next-gen entrepreneur, Christina mengaku banyak belajar dari kakeknya, Benjamin Suriadjaja, dan kakak kakeknya, William Suryadjaja (pendiri Grup Astra).
“Mereka memberi pengaruh kuat mengenai value yang harus dipegang dalam hidup, seperti (punya) integritas, bertanggung jawab, dan dapat dipercaya,” katanya.
Prinsip lainnya, tidak boleh membebani keluarga meski memiliki privilege dari bisnis dan aset yang ada. “Kita harus bisa menciptakan suatu value yang tidak hanya untuk keluarga tetapi juga masyarakat Indonesia,” katanya tentang petuah sang kakek.
Laporan | : | Jannah |
Editor | : | Ruslan Amrullah |