Selasa, 18 November 2025 - 22:36 WIB
Gegara cinta monyek, bocah berusia 12 tahun yang masih duduk di bangku sekolah dasar (SD) menjadi korban pengeroyokan.(Foto: Dok. Polres Probolinggo)

Artikel.news, Probolinggo - Gegara cinta monyek, bocah berusia 12 tahun yang masih duduk di bangku sekolah dasar (SD) menjadi korban pengeroyokan.
Peristiwa pengeroyokan terjadi di kompleks SD Kaliacar 1, Kecamatan Gading, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur.
Dilansir dari Kompas.com, Selasa (18/11/2025), aksi pengeroyokan tersebut terekam di sebuah video dan langsung viral di media sosial, beberapa hari lalu.
Dalam video tersebut, sejumlah siswa SMP berusia 13 tahun dan satu lagi 12 tahun, terlihat mengeroyok korban yang berinisial D secara bertubi-tubi di Kompleks SD Kaliacar 1. D merupakan siswa kelas 6 di SD Kaliacar.
Meski mengalami kekerasan, D tidak mengalami luka serius dan sudah kembali beraktivitas seperti biasa di rumah.
Kepala SD Kaliacar, Evi Susanti mengatakan, kasus ini sudah diselesaikan secara kekeluargaan dan orangtua korban juga sudah memaafkan pelaku.
Peristiwa itu terjadi pada Rabu (12/11/2025) lalu. Menurut Evi Susanti, awalnya D meminjam buku dari pacar salah satu pelaku.
Saat mengembalikan buku, D bercanda dan pacar pelaku menjambak rambutnya.
D pun mengeluarkan kata-kata kasar, sehingga pelaku dan pacar pelaku mengajak teman-temannya untuk mengeroyok korban.
“Sepertinya ini masalah asmara atau cinta monyet. Salah satu pelaku merekam aksi kekerasan itu dan membagikannya di media sosial hingga viral,” kata Evi.
Polres Probolinggo melalui Polsek Gading langsung menangani kasus perundungan ini. Mereka memanggil pihak sekolah, orangtua, dan siswa yang terlibat.
Polisi menyebut peristiwa ini bermula dari kejadian pada Senin (10/11/2025), ketika korban D ditarik rambut oleh salah satu siswi berinisial A di ruang kelas.
“Korban kemudian memaki siswi A, dan pelaku E (pacar korban) tidak terima. E kemudian memukul wajah korban,” ujar Kapolsek Gading AKP Maskur Ansori.
Dua hari kemudian, yakni Rabu (12/11/2025), usai bermain voli di halaman sekolah, korban kembali mengalami kekerasan dari B dan E.
B memukul perut D, sedangkan E melakukan pemukulan lagi karena merasa tersinggung.
Polisi juga memanggil semua pihak, termasuk orangtua dan guru, untuk melakukan pendalaman.
Maskur menegaskan, penanganan kasus ini dilakukan dengan pendekatan hati-hati karena semua anak yang terlibat masih di bawah umur.
| Laporan | : | Fadli |
| Editor | : | Ruslan Amrullah |