Kamis, 25 September 2025 - 08:26 WIB
Inspektorat Daerah Kota Parepare melalui Inspektur Kota Parepare, Dr. H. Iwan Asaad, AP., M.Si terus berbenah. Tidak lagi sekadar dipandang sebagai watchdog, kini Inspektorat hadir sebagai mitra strategis pembangunan yang mendorong tata kelola pemerintahan bersih, transparan, dan inovatif.
Artikel.news, Parepare — Inspektorat Daerah Kota Parepare melalui Inspektur Kota Parepare, Dr. H. Iwan Asaad, AP., M.Si terus berbenah. Tidak lagi sekadar dipandang sebagai watchdog, kini Inspektorat hadir sebagai mitra strategis pembangunan yang mendorong tata kelola pemerintahan bersih, transparan, dan inovatif.
Hal tersebut disampaikan Iwan Asaad, saat menjadi narasumber dalam Diskusi Spesial HUT Anindhacitya bertajuk “Mencegah Bottleneck Pembangunan Daerah melalui Pengawasan Intern Makro Strategis”.
Diskusi yang digelar secara Hybrid ini menghadirkan pula Direktur Investigasi II BPKP, Iwan Agung Prasetyo, dan Inspektur Kota Surabaya, Ikhsan, pada Rabu (24/9/2025) di Kantor BPKP Pusat Jakarta.
Dalam diskusi itu, Iwan menekankan bahwa bottleneck pembangunan—seperti perencanaan tidak sinkron, keterlambatan serapan anggaran, dan lemahnya manajemen risiko—hanya bisa diatasi jika pengawasan dilakukan secara proaktif, kolaboratif, dan berbasis teknologi digital. “Inspektorat tidak boleh hanya mencari kesalahan, tetapi harus memberi nilai tambah bagi pembangunan. Melalui digitalisasi pengawasan, kami ingin menghadirkan sistem yang transparan, cepat, dan mampu memberikan early warning system bagi SKPD,” ujar Iwan.
Iwan mencontohkan pengawasan pada program Smart Tourism Waterfront City Parepare, termasuk inovasi PantaiKu. Melalui audit berbasis value for money, Inspektorat menilai bukan hanya keindahan infrastruktur, tetapi juga dampak nyata bagi UMKM, peningkatan wisatawan, hingga penciptaan lapangan kerja.
Lebih jauh, Iwan menggarisbawahi pentingnya governansi kolaboratif berbasis pentahelix—melibatkan pemerintah, swasta, akademisi, masyarakat, dan media—untuk memastikan pembangunan tidak hanya berjalan di atas kertas, melainkan benar-benar dirasakan manfaatnya oleh warga.
“Inspektorat hadir bukan untuk menghambat, tetapi untuk memastikan setiap rupiah anggaran memberi manfaat. Dari watchdog menjadi trust builder, itulah transformasi yang sedang kami bangun di Parepare,” tegasnya.
Dengan strategi ini, Inspektorat Parepare diharapkan mampu menjadi garda terdepan dalam mencegah bottleneck pembangunan, memperkuat integritas birokrasi, serta mewujudkan Parepare Terrbaik Sejahtera, dan Maju.
Iwan menggarisbawahi transformasi peran Inspektorat dari sekadar watchdog menjadi mitra strategis pembangunan. Peran ini diwujudkan dalam lima wajah:
1. Guardian of Public Trust – menjaga integritas ASN dan birokrasi.
2. Risk Manager – mengawal risiko pembangunan dengan pendekatan risk-based audit.
3. Advisor – memberi rekomendasi kebijakan berbasis data.
4. Catalyst – mendorong inovasi tata kelola dan digitalisasi pengawasan.
5. Collaborator – membangun pentahelix governance bersama pemerintah, swasta, akademisi, masyarakat, dan media.
“Poinnya jelas. Inspektorat bukan hadir untuk menghambat, melainkan memastikan pembangunan memberi manfaat. Parepare membangun Waterfront City, Inspektorat mengawal agar ia benar-benar menjadi ‘waterfront of trust’ bagi warganya,” pungkas Iwan.
Laporan | : | Risal |
Editor | : | Ruslan Amrullah |