Senin, 20 Januari 2025 - 18:41 WIB
Lembaga pemeringkatan Universitas Indonesia (UI) Green City Metric kembali merilis daftar 10 Kabupaten/Kota paling berkelanjutan di Indonesia melalui UI Green City Metric Rankings 2024. Kota Parepare masuk dalam deretan 10 besar.
Artikel.news, Jakarta -- Lembaga pemeringkatan Universitas Indonesia (UI) Green City Metric kembali merilis daftar 10 Kabupaten/Kota paling berkelanjutan di Indonesia melalui UI Green City Metric Rankings 2024. Kota Parepare masuk dalam deretan 10 besar.
Pemeringkatan itu dinilai dari enam indokator. Masing-masing penataan ruang dan infrastruktur, energi dan perubahan iklim, tata kelola sampah dan limbah, tata kelola air, akses dan mobilitas, serta tata pamong.
Dari enam penilaian itu, Kota Parepare meraih skor sebanyak 6.115. Kota Parepare menjadi satu-satunya dari Pulau Sulawesi. Sementara itu, Kota Kediri kembali menjadi peringkat pertama dengan skor 7.570.
Penjabat (Pj) Wali Kota Parepare Abdul Hayat Gani menyampaikan apresiasi kepada UI Green Metric yang melakukan penilaian baik. Abdul Hayat menyebut pencapaian Parepare berkat kerja kolaborasi semua pihak.
“Kita bersyukur Parepare menjadi Kota Paling Berkelanjutan. Alhamdulillah Parepare menembus peringkat 10 besar. Parepare menjadi satu-satunya dari Sulawesi," kata Hayat.
Dia berpesan untuk semua jajaran Pemkot Parepare agar bisa mempertahankan capaian tersebut. Hayat meminta semua SKPD bekerja secara terintegrasi melakukan perencanaan yang matang menuju kota berkelanjutan.
“Harapannya pasti kita ingin pertahankan atau bahkan kita tingkatkan. Saya kira kita bisa lakukan itu secara bersama-sama,” harap Hayat.
Sementara Kepala Bappeda Parepare Zulkarnaen Nasrun menyebut Parepare sudah dua kali menerima predikat Kota Berkelanjutan. Pertama kali, kata dia, di tahun 2022 Parepare urutan keempat bidang pengelola energi terbarukan.
“Tahun 2024 tepatnya 8 Oktober, Parepare masuk lagi predikat kota berkelanjutan melalui UI Green City Metric dengan peringkat 11 se-Indonesia dalam bidang pengelolaan Limbah dan Sampah,” ungkap Zulkarnaen.
“Penilaian ini sangat bersaing di antara berbagai daerah. Karena dinilai oleh tim independen dari Bappenas, lembaga pemerhati lingkungan di pusat, dan akademisi dari Universitas Indonesia,” tandas Zulkarnaen.
Laporan | : | Risal |
Editor | : | Ruslan Amrullah |