Jumat, 12 Januari 2024 - 23:05 WIB
Artikel.news, Parepare -- Mantan birokrat Pemerintah Kota Parepare yang kini memimpin Jaringan Masyarakat Pemerhati Parepare (JMPP) dan Penasihat NGO LP-KPK, Amran, angkat bicara terkait tudingan Ketua Umum Perserikatan Journalist Siber Indonesia (Perjosi) Salim Djati Mamma yang menganggap Pj Wali Kota Parepare, Akbar Ali tidak mampu meredam permasalahan di Parepare. Salim juga menyebut Akbar Ali malah mempertajam konspirasi dengan lawan penguasa terdahulu, Wali Kota sebelumnya.
Amran balik mempertanyakan dasar tudingan dan kapasitas Salim. Karena menurut Amran apa salahnya menggunakan orang yang dianggap memiliki kapabilitas dan kapasitas, bukankah semua pemimpin memiliki gaya yang berlainan. Kesuksesan seorang pemimpin dan keberhasilan seorang yang dipimpin itu biasanya terjadi jika ada kesamaan gaya dan karakter kepemimpinan.
"Tidak semua individu baik di mata si A baik juga di mata si B. Maka jangan ada semacam rasa disepelekan jika si B katakan baik walau si A katakan jelek. Yakinlah kita tidak pernah selama super pada kondisi dan situasi yang lain. Mari kita legowo jauhkan rasa dengki dan beri kesempatan Pj Wali Kota untuk melakukan improvisasi dan berprestasi dalam kepemimpinannya yang diyakini benar untuk masyarakat Parepare dan organisasi (Pemkot Parepare) yang dipimpinnya," kata Amran.
"Olehnya itu saya katakan, tidak ada masalah selama kepemimpinan Pj Wali Kota Akbar Ali. Riak-riak justru muncul dari peninggalan Wali Kota sebelumnya," tegas Amran.
Dia menekankan, selama kepemimpinan Pj Wali Kota Akbar Ali tidak ada riak yang terjadi, kecuali riak-riak yang tersisa atau yang timbul akibat kebijakan dari Wali Kota periode 2018-2023.
Kebijakan dimaksud Amran di antaranya pemberhentian dan penurunan pangkat Sekda saat itu Iwan Asaad lebih condong pada persoalan politis yang kini dibenarkan oleh Ombudsman melalui rekomendasi menjadi indikasi kekeliruan dalam melakukan kebijakan.
Kemudian gelombang demo oleh elemen mahasiswa dan masyarakat atas kasus korupsi dana Dinas kesehatan Kota Parepare yang diduga masih ada oknum di balik keputusan MA yang masih perlu diproses.
Ditambah demo bahagianya masyarakat atas berakhirnya masa jabatan Wali Kota sebelumnya, yang merasa terzalimi atas sebuah arogansi kekuasaan
"Belum lagi kebijakan mutasi struktural ke fungsional yang zalim tidak diikuti dengan aturan lainnya sehingga melahirkan kerugian bagi jabatan fungsional. Beruntung para fungsional yang termutasi masih mengerti atau tidak memahami atas hak mereka yang terkebiri," beber Amran.
Masalah lain, ditunjuknya seorang honorer tanpa status fungsional dan atau struktural membawahi atau memimpin para fungsional dan birokrat di Rumah Sakit dr Hasri Ainun Habibie.
Kemudian eks Swalayan Cahaya Ujung (CU) yang diduga penyerahannya terjadi penyimpangan. Juga masalah bantuan dana banjir diduga sebagian bias atau patut dicurigai alirannya, dan tertinggalnya utang yang secara signifikan jauh lebih besar dari kebiasaan 10 tahun atau tahun sebelumnya (awal kekuasan hingga akhir masa jabatan). Kondisi ini melahirkan riak riak atas kesulitan penyelesaian utang pihak ketiga, serta janji kenaikan gaji bagi honorer kebersihan.
"Pertanyaannya apa yang harus dibayarkan jika telah dianggarkan pada APBD dengan berharap peningkatan PAD yang sudah tidak rasional baik dari sisa waktu maupun target beban yang dipaksakan agar proyek yang diduga sarat kepentingan tetap harus berjalan. Ini sebagai dampak lahirnya demo para pegawai honorer Dinas Kebersihan sebagai ujung tombak perolehan Adipura selama ini dan juga membuat teriaknya sebaagian rekanan," ungkap Amran.
Amran juga balik mempertanyakan kapasitas Salim Djati Mamma sebagai jurnalis yang mestinya menjaga independensinya. Salim terkesan berbicara sebagai pengamat pemerintahan namun cenderung bermuara ke tendensi dan motif tertentu.
"Kemudian mengatasnamakan masyarakat Parepare yang resah, masyarakat Parepare yang mana. Darimana dia tahu masyarakat Parepare ada yang resah, sementara saya yang lahir, sekolah dan bekerja di Parepare melihat sebuah perubahan besar pemberdayaan masyarakat sebagai citizen yang selama ini sebagai subjek, kini juga menjadi objek langsung turun tangan melakukan bersih bersih lingkungan. Yang selama ini hanya sebagai penonton walau pekarangan toko dan rumahnya dibersihkan oleh ASN, TNI dan Polri bahkan dengan teganya tidak mengeluarkan minuman atau menyapa sekalipun kepada orang yang sedang mengerjakan sekitar tempat tinggalnya," tekan Amran.
"Saya pikir perubahan paradigma yang tertanam ini akan sangat berpengaruh pada pembangunan Parepare ke depan. Jadi
mestinya saudara Salim Djati Mamma berani melihat proses dengan kejujuran intelektual dan bersyukur serta berterima kasih melihat Pj Wali Kota mampu dan lihai meredam riak riak sebagai dampak prima causa sebuah perencanaan yang kurang apik pada masa lalu," tandas Amran.
Laporan | : | Wahyu |
Editor | : | Ruslan Amrullah |