Senin, 24 November 2025 - 22:58 WIB
Ilustrasi.(Foto: Facebook)

Artikel.news, Makassar - Banyak individu yang diam-diam tengah mengalami kesulitan ekonomi tetapi tetap menampilkan seolah hidupnya baik-baik saja.
Dilansir dari Expert Editor pada Senin (10/11), menurut perspektif psikologi, ada beberapa kebiasaan yang sering menjadi tanda bahwa seseorang mungkin mengalami masalah finansial namun memilih menyembunyikannya.
Berikut, sembilan kebiasaan yang ditunjukkan orang yang diam-diam gagal namun berusaha untuk terlihat sukses.
1. Mengedepankan Gaya Hidup Pura-Pura Mewah
Orang yang bangkrut namun ingin terlihat sukses sering memaksakan diri mengikuti standar sosial.
Mereka membeli barang mahal—gadget terbaru, pakaian bermerek, nongkrong di tempat elit—bukan karena mampu, tetapi demi mempertahankan citra.
Dalam psikologi, ini disebut impression management: usaha mengontrol pandangan orang lain terhadap dirinya.
2. Selalu Menghindari Pembicaraan Tentang Keuangan
Mereka cenderung mengubah topik ketika pembahasan menyentuh persoalan finansial.
Ketidaknyamanan ini biasanya muncul dari rasa malu dan takut dinilai gagal.
Bahkan, pembahasan ringan seperti menabung atau investasi dapat memicu kecemasan.
3. Sering Meminjam Uang Tapi Diam-Diam
Meminjam uang menjadi jalan pintas untuk menutup gaya hidup yang tidak sebanding dengan kemampuan.
Mereka biasanya hanya bercerita kepada orang terdekat dan merahasiakan fakta tersebut agar tidak merusak pencitraan yang sudah dibangun.
4. Tampak Dermawan di Luar, Stres di Dalam
Menraktir, berbagi hadiah, atau tampil royal sering dijadikan cara untuk terlihat sukses.
Namun di balik itu, individu tersebut bisa mengalami tekanan karena pengeluaran yang jauh melebihi kemampuan.
Ini disebut compensatory behavior: usaha menutupi kekurangan internal dengan tindakan eksternal yang mencolok.
5. Menggunakan Kredit untuk Hal Tidak Penting
Tanda lain adalah penggunaan kartu kredit untuk kebutuhan konsumtif—liburan, barang mewah, makan mahal—bukan untuk kebutuhan dasar.
Kebiasaan ini bisa berujung pada utang menumpuk dan menciptakan lingkaran stres yang sulit diputus.
6. Terlalu Terobsesi dengan Pengakuan Sosial
Orang yang tengah bangkrut sering sangat bergantung pada validasi luar.
Mereka merasa tidak berharga jika tidak terlihat berhasil.
Akhirnya, setiap keputusan—termasuk keuangan—dipengaruhi oleh keinginan untuk mendapat pengakuan, bukan kebutuhan nyata.
7. Tidak Mampu Mengatur Prioritas Keuangan
Mereka kerap mengutamakan keinginan—seperti barang trendi atau hiburan—ketimbang kebutuhan, seperti menabung atau membayar utang.
Hal ini menunjukkan emotional spending, yaitu belanja untuk meredakan emosi negatif.
8. Terlihat Bahagia di Media Sosial, Tidak Nyaman di Kehidupan Nyata
Di media sosial, hidup mereka tampak ideal: liburan, hangout, pencapaian. Namun kenyataan bisa sebaliknya.
Psikologi menyebut fenomena ini sebagai self-enhancement: menciptakan versi diri yang lebih menarik demi meredakan kecemasan dan ketidakpuasan batin.
9. Sering Membual Tentang Kesuksesan
Mereka mungkin melebih-lebihkan pencapaian—gaji, bisnis, relasi—demi menjaga citra sukses.
Kecenderungan ini muncul dari inferiority complex: rasa rendah diri yang membuat seseorang merasa perlu menutupi kelemahan dengan cerita keberhasilan palsu.
| Laporan | : | Fadli |
| Editor | : | Ruslan Amrullah |