Ahad, 09 April 2023 - 21:26 WIB
Presiden Joko Widodo saat mengadakan pertemuan dengan lima ketum parpol di Kantor DPP PAN Jakarta, Ahad (2/4/2023). Pada pertemuan ini digagas koalisi besar menuju Pemiu dan Pilpres 2024.(Foto: Dok. PAN)
Artikel.news, Jakarta - PDIP mensyaratkan kadernya jadi calon presiden (capres) jika akan bergabung di koalisi besar bersama Gerindra, Golkar, PKB, PAN, dan PPP.
Hanya saja, dua partai besar yakni Gerindra dan Golkar sulit menerima persyaratan dari PDIP itu.
"Persyaratan yang diajukan PDIP tampaknya akan membuat Gerindra dan Golkar sulit menerimanya. Hal itu mengindikasikan arogansi PDIP dalam berkoalisi," kata pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul M Jamiluddin Ritonga, dilansir dari Medcom.id, Ahad (9/4/2023).
Gerindra dinilai sulit menerima syarat itu. Sebab, sudah mematok syarat Ketua Umum (Ketum) Gerindra Prabowo Subianto maju sebagai bakal capres.
"Prabowo Subianto sudah harga mati harus jadi capres. Karena itu, Gerindra bisa saja tarik diri bila PDIP bergabung ke koalisi besar tetap memaksakan capresnya dari mereka," ujar Jamiluddin.
Golkar juga diyakini senada dengan Gerindra. Sebab, partai berlogo pohon beringin itu memastikan diri mengusung ketua umumnya, Airlangga Hartarto.
"Belum lagi Golkar yang juga menginginkan capres. Tentu hal itu juga akan menyulitkan keberlangsungan koalisi besar," ucap Jamiluddin.
Sebelumnya, Ketua DPP PDI Perjuangan Said Abdullah memberikan daya tawar tinggi bila gabung koalisi besar. Yakni, mencalonkan kader PDIP menjadi capres.
"Yang pertama, internal. Pasti. Pemenang posisinya, capres, yes," kata Said di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, 4 April 2023.
Laporan | : | Faisal |
Editor | : | Ruslan Amrullah |