Selasa, 28 Oktober 2025 - 21:36 WIB
Rombongan Jamaah umroh AJPAR bersama PT ASSIRADJ JAYA GROUP berjumlah 34 orang tiba di Madinah, Arab Saudi, Ahad dini hari. Dengan kegiatan rutin memperbanyak ibadah di Masjid Nabawi dan melaksanakan ziarah dan city tour di seputaran Kota Madinah.

H Amran Bersama Rombongan Jamaah Umrah AJPAR dan PT Assiradj Jaya Group Melaporkan dari Madinah, Arab Saudi
Rombongan Jamaah umroh AJPAR bersama PT ASSIRADJ JAYA GROUP berjumlah 34 orang tiba di Madinah, Arab Saudi, Ahad dini hari. Dengan kegiatan rutin memperbanyak ibadah di Masjid Nabawi dan melaksanakan ziarah dan city tour di seputaran Kota Madinah.
Diawali ziarah ke Makam Rasulullah. Ini dapat diartikan kita sebagai tamu Rasulullah sedapat mungkin memberi salam kepada Rasulullah, sebagai suatu bentuk realitas pengikut dan pencinta Rasulullah hadir di rumahnya.
Dengan membaca Assalamu Alaika Ya Rasulullah, Assalamu Alaika Ya Habibullah Assalamu Alaika Ya Nabiyullah, kalimat ini merupakan bentuk pengagungan dan kecintaan kita sebagai umat kepada Nabi Muhammad SAW.
"Assalamualaika ya Rasulullah" berarti "Semoga keselamatan tercurah kepadamu, wahai Rasulullah". Sebuah sapaan penuh hormat yang diucapkan umat Islam sebagai bentuk pengagungan dan penghormatan kepada Nabi terakhir.
Ziarah ke makam Rasulullah. Nah setelah ini kita ucapkan melalui qalbu yang paling dalam ikhlas Insaa Allah akan berujung pada sebuah kerinduan dan kecintaan yang menggugah sebagai penyibak belenggu qalbu sebagai awal terkuaknya cahaya kebenaran dan dekapan Rasulullah untuk memudahkan hajat hajat kita terutama dapat bersama beliau di akhirat kelak .. Wallahu alam bissawaf.
Perjalanan ke RAUDHAH
Dilaksanakan pada hari kedua usai salat Subuh tamu Allah khusus putri memasuki RAUDHAH didampingi Mutawwif. Raudhah sebuah area di antara rumah dan mimbar Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam yang disebut sebagai "taman dari taman-taman surga". Syaikh Abdullah bin Jibrin rahimahullah menjelaskan tentang hadits, ما بين بيتي ومنبري روضة من رياض الجنة "antara rumahku dan mimbarku adalah taman (raudhah) dari taman-taman surga" area raudhah memiliki kemuliaan dan keutamaan.
Barangsiapa yang shalat di sana seakan-akan ia telah duduk di taman dari taman-taman surga. Sehingga menjadikan shalat yang dilakukan di sana berpahala banyak, Oleh karena itu, dianjurkan untuk beribadah di raudhah, baik itu shalat fardhu, shalat sunnah, i'tikaf, atau berdzikir serta membaca Al-Qur'an di sana.
Namun, perlu diingat bahwa ada beberapa kesalahan yang harus dihindari ketika berada di Raudhah. Pertama, kita harus menjaga agar tidak terjadi campur-baur antara lelaki dan wanita di raudhah. Selain itu, tidak diperbolehkan melakukan tabaruk (mengharap berkah) kepada kuburan Nabi Shallallahu'alaihi Wasallam dengan cara mengusap-usap dinding atau melakukan tindakan serupa.
Juga, tidak boleh masuk ke raudhah dengan maksud mendekatkan diri kepada kuburan Nabi dan melakukan ibadah kepada kuburan tersebut. Tabaruk (mengharap berkah) dengan mengusap-usap mimbar Nabi juga tidak diperbolehkan, juga baik bagi wanita maupun laki-laki untuk mengusap-usap dinding kuburan Nabi atau pun mengusap-usap mimbar Nabi ataupun benda lainnya yang ada di Raudhah.
Yang dituntut ketika berada di Raudhah adalah mengerjakan salat fardhu ataupun salat sunah dengan penuh kekhusyukan dan permohonan kebaikan dunia dan akhirat, ampunan dosa, serta rezeki halal, dan doa khusus seperti salam kepada Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya. Doa-doa tersebut dibaca dengan menghadap kiblat, bukan makam Nabi.
Perjalanan hari ketiga usai salat Subuh di Masjid Nabawi rombongan tamu allah dari Parepare berjumlah 34 orang kembali ke hotel dan sarapan pagi untuk selanjutnya berkumpul untuk tour city melewati Masjid Bilal dan terus menuju Masjid Quba.
Masjid Quba diawali dari perjalanan hijrah Nabi Shallallahu ‘alaihi Wasallam dan para sahabatnya dari Kota Mekkah menuju Madinah. Mereka tinggalkan rumah-rumah mereka di Mekkah, mereka tinggalkan kekayaan, tinggalkan keluarga-keluarga yang masih musyrik di Kota Mekkah semata taat pada perintah Allah dan Rasul-Nya.
Setibanya di Madinah, Allah SWT ganti kehilangan dan kesedihan mereka dengan nikmat yang lebih besar; yaitu kebebasan di dalam beribadah dan menjalankan syariat Islam. Tidak ada lagi yang mengganggu mereka di dalam melaksanakannya, bahkan pada akhirnya dapat mendirikan tempat ibadah mereka sendiri yakni MASJID QUBA,sekitar 5 km di sebelah tenggara kota Madinah.
Keutamaan Masjid Quba
Bagi kita umat Islam baik dalam rangka berhaji atau umrah, maka sangat dianjurkan untuk datang dan melaksanakan salat di Masjid Quba. Nabi Shallallahu ‘alaihi Wasallam juga menyampaikan kepada kita akan adanya pahala yang besar bagi mereka yang datang ke Masjid Quba lalu melaksanakan salat, minimalnya dua rakaat.
Dalam hadits yang diriwayatkan oleh sahabat Sahl bin Hunaif radhiyallahu ‘anhu, مَنْ تَطَهَّرَ فِى بَيْتِهِ ثُمَّ أَتَى مَسْجِدَ قُبَاءٍ فَصَلَّى فِيهِ صَلاَةً كَانَ لَهُ كَأَجْرِ عُمْرَةٍ “Siapa saja yang bersuci di rumahnya, lalu ia mendatangi masjid Quba, lantas ia melaksanakan salat di dalamnya, maka pahalanya seperti pahala umrah.” (HR. Ibnu Majah)

Lanjut ke Jabal Uhud
Jabal Uhud adalah bukit yang dijanjikan akan berada di surga. Dalam sebuah hadits Rasulullah bersabda, “Jika kita ingin melihat bukit yang ada di surga, maka ziarahlah ke Bukit Uhud. Rasulullah bersabda bahwa, ‘Bukit Uhud adalah salah satu dari bukit-bukit yang ada di surga’,” demikian dari hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari.
Kisah Perang di Jabal Uhud
Awal mula perang dimulai dengan kedatangan Abu Sufyan selepas membawa kafilah dagangnya, ia berkata di hadapan para pembesar Quraisy, “wahai Quraisy, sesungguhnya Muhammad telah mengalahkan kalian banyak pemimpin kalian yang terbunuh. Bantulah aku untuk memeranginya!” para pemuka Quraisy menyambuat seruan tersebut, dengan berkekuatan sekitar 3.000 prajurit.
Mendengar berita tersebut Al Abbas langsung menulis surat kepada Rasulullah tentang apa yang sedang terjadi di tengah kaum Quraisy. Surat itu diantar oleh kabilah Bani Ghaffar.
Mendengar berita tersebut Rasulullah mulai menyiapkan strategi terhadap sekitar 1.000 orang pasukan. Nabi Muhammad dan para pasukannya sampai di wilayah Syauth (tempat antara Madinah dan Uhud), Sabtu pagi hari pada tanggal 7 Syawal tahun 7 H. Beliau telah bersiap untuk berperang bersama dengan 700 sahabatnya.
Beliau menugaskan para pemanah yang berjumlah 50 orang dikomandoi oleh Abdullah bin Jubair untuk tetap dalam posisi masing-masing, tidak meninggalkan posnya sekalipun melihat pasukannya disambar oleh burung.
Para pemanah ini berada di belakang pasukan utama dan Rasulullah memerintahkan para pemanah untuk mengusir kaum musyrikin dengan hujan panah agar tidak ada yang menyerang kaum Muslimin dari arah belakang.
Perang diawali dengan pertarungan satu melawan satu, Thalhah bin Abi Thalhah sebagai salah satu pemegang panji orang kafir pun menantang untuk bertanding.
Ajakan ini disambut oleh Zubair bin Al-Awwam dengan langsung menerjangnya saat musuh berada di atas untanya hingga jatuh lalu tersungkur dan ditebaslah batang lehernya dengan pedangnya. Dari kejadian inilah Zubair dipanggil dengan Al-Hawariyyun (pengikut setia).
Setelah itu perang berkecamuk, pedang saling berdentingan. Pasukan Quraisy pun mencoba tiga kali untuk menerobos pertahanan kaum Muslimin, akan tetapi digagalkan oleh mudah dengan pasukan pemanah sehingga mampu memukul mundur Kaum Quraisy.
Pada awal peperangan Kaum Muslimin diberi kemenangan oleh Allah. Para kaum musyrikin berlari secara terbirit-birit, sementara kaum perempuannya meneriakkan doa kesialan dan sumpah serapah. Kaum Muslimin terus mendesak pasukan Quraisy. Akan tetapi kesenangan tersebut berubah dalam sekejap.
Apa yang terjadi selanjutnya, pasukan pemanah melupakan pesan Nabi Muhammad untuk tidak meninggalkan posisinya, walaupun dalam kondisi kemenangan. Mereka berkata, “Ayo kita kumpulkan ghanimah sebanyak-banyaknya! Teman-teman kita telah menang. Apa yang kalian tunggu lagi?” Abdullah bin Jubair sebagai pemimpin pasukan pemanah pun seraya berkata, “Apakah kalian lupa apa yang telah dipesankan oleh Nabi Muhammad kepada kalian?”
Setelah para pasukan pemanah turun dari tempatnya, Khalid bin Walid yang saat itu masih dalam posisi kafir melihat pos pemanah tersebut yang telah ditinggalkan oleh pasukan pemanah kaum Muslimin, maka ia pun membawa pasukan berkudanya menempati pos tersebut setelah dapat membunuh Abdullah bin Jubair serta beberapa teman sisanya. Di sinilah momen membalikan keadaan dari Khalid bin Walid.
Akhir dari Perang Uhud
Perang pun diakhiri oleh kekalahan pada kaum Muslimin. 75 orang syahid dari kaum Muslimin Anshar dan 10 orang syahid dari kaum Muslimin Muhajirin.
Selain itu, 46 dari 85 orang yang syahid merupakan pejuang dalam Perang Badar juga. Termasuk di dalamnya paman Nabi Muhammad yaitu Hamzah bin Abdul Muthalib.
Di perang ini juga dapat diambil pelajaran untuk kaum Muslimin, mereka sadar atas kesalahan mereka yaitu, melanggar perintah Rasulullah. Sebab kekalahan telah diketahui, maka kunci kemenangan perang setelahnya pun berada di tangan. Maka setelah Perang Uhud Kaum Muslimin selalu meraih kemenangan dalam setiap perangnya.
Masjid Nabawi, Raudhah, Masjid Quba, dan Jabal Uhud menjadi daya tarik peziarah ketika melakukan umrah dan haji yang tidak hanya sebuah perjalanan wisata biasa, tetapi juga perjalanan rohani yang memperdalam iman dan pengetahuan.
Jangan lewatkan segera rencanakan ziarah anda ke tempat bersejarah ini dan booking segera melalui AJPAR bersama PT ASSIRADJ JAYA GROUP sebagai penyedia layanan travel umrah termurah nyaman dan terpercaya sesuai sunah Rasulullah dan syariatnya.

| Laporan | : | Risal |
| Editor | : | Ruslan Amrullah |