Senin, 28 November 2022 - 16:30 WIB
Lokasi pembunuhan bayi berusia 10 hari oleh ibu kandungnya sendiri di Kabupaten Muara Enim, Kalsel.(Foto: Sripoku.com)
Artikel.news, Muara Enim - Seorang ibu muda berinisial RI (22) di Kabupaten Muara Enim, Kalsel, nekat menghabisi nyawa bayi perempuannya sendiri yang baru berusia 10 hari, Jumat (25/11/2022) sekitar pukul 17.00.
Kapolres Muara Enim, AKBP Andi Supriadi didampingi Kasatreskrim Polres Muara Enim AKP Tony Saputra mengatakan, sejauh ini hasil pemeriksaan menunjukkan RI telah merencanakan tindak pembunuhan terhadap bayinya.
"Pelaku sudah kita amankan, namun karena masih labil akan memanggil psikolog mengetes kejiwaannya," ujarnya, dilansir dari Sripoku.com, Senin (28/11/2022).
Hasil penyidikan sementara ini, motif pelaku memang ingin membunuh anaknya dengan tujuan supaya sama-sama tidak memiliki korban.
Diketahui, putri RI yang baru berusia 10 hari tinggal bersama orang lain yang bersedia mengasuhnya.
Namun belakangan, RI diduga berubah pikiran dan ingin merawat sendiri anaknya. Akan tetapi niat itu dilarang sehingga memicu kemarahan RI.
Namun penyidikan masih berkembang untuk menelusuri kemungkinan lain.
Dari keterangan pelaku, bahwa ia kecewa dengan suaminya yang tidak bertanggung jawab.
Atas perbuatannya pelaku akan dikenakan Pasal 80 ayat 3,4 UU Perlindungan Anak.
Diketahui, anak RI diadopsi oleh keluarga Edy Kusnadi (49) yang tinggal di Desa Dalam, Kecamatan Belimbing, Kabupaten Muara Enim.
RI sendiri adalah warga warga Desa Muara Dua, Kecamatan Tanah Abang, Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI).
Anak tertua Edi Kusnadi, Yeti (28) menuturkan pelaku saat hamil besar parnah datang menemui Edi Kusnadi dan bercerita tentang perceraiannya dengan suaminya.
Saat itu pelaku mengaku tidak ada uang untuk melahirkan dan bersedia menyerahkan hak asuh anaknya.
Mendengar hal tersebut akhirnya ayahnya bersedia membantu biaya persalinan.
Setelah melahirkan, pelaku masih ikut di rumah ayahnya selama dua hari.
"Hal asuh tersebut dengan surat perjanjian bermaterai, dua hari setelah melahirkan pelaku pamit pulang ke rumahnya. Barulah kemudian kemarin, Jumat (25/11) pelaku kembali lagi mengunjungi anaknya sehingga terjadilah kejadian naas tersebut," katanya.
Sebenarnya, kata Yet mereka tidak berniat mengadopsi, tapi karena kasihan melihat keluh kesah pelaku maka dibantu melahirkan dengan perjanjian tertulis, pelaku sudah memasrahkan anaknya untuk diadopsi.
"Kami juga musyawarah, daripada terjadi hal yang tidak diinginkan atau bayi dibuang, lebih baik kami yang merawat maka keluarga sepakat untuk mengadopsi dan membiayai persalinan dengan perjanjian tertulis," katanya.
Yeti mengaku, sebelumnya tidak ada firasat apa-apa, karena pelaku memang sudah sering main ke rumah dan biasa-biasa saja, tidak ada gerak-gerik mencurigakan. Apalagi pelaku juga memang sering menetap di rumah.
Laporan | : | Supri |
Editor | : | Ruslan Amrullah |