Senin, 21 November 2022 - 22:52 WIB
Para korban gempa bumi di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, mendapatkan penanganan medis.(Foto: Kompas.com)
Artikel.news, Cianjur - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat korban jiwa akibat gempa Cianjur mencapai 162 orang. Jumlah itu berdasarkan data Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB hingga Senin (21/11/2022) malam pukul 20:00 WIB.
"Warga meninggal tersebar di Desa Rancagoong di Kecamatan Cilau, Desa Limbagansari di Kecamatan Cianjur, dan Kecamatan Cugenang," kata Pelaksana tugas Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari melalui keterangan tertulis, yang dilansir dari Tempo.co.
Selain itu, 25 orang tercatat masih tertimbun runtuhan bangunan di Desa Cijedil, Kecamatan Cugenang, dan 326 orang lainnya luka-luka. Warga mengungsi dilaporkan sebanyak 13.784 orang yang tersebar di beberapa titik.
Sementara untuk kerusakan infrastruktur, di Kabupaten Cianjur sendiri tercatat sebanyak 2.345 rumah rusak, 1 unit pondok pesantren rusak berat, 1 RSUD Cianjur rusak ringan, 8 unit gedung pemerintah rusak, 10 unit sarana pendidikan rusak, dan 3 unit sarana ibadah rusak.
Selain di Kabupaten Cianjur, kerusakan infrastruktur juga tercatat di Kabupaten Bogor sebanyak 46 rumah rusak, Kabupaten Sukabumi 443 rumah rusak, dan di Kota Sukabumi sebanyak 14 unit rumah rusak.
BPBD setempat juga masih terus melakukan pendataan terkait jumlah korban jiwa dan kerusakan infrastruktur. Sementara itu, terdapat pula kebutuhan mendesak di lapangan seperti 20 unit tenda, alat berat untuk evakuasi, 10 unit penerangan, 100 unit velbed, dan bahan bakar minyak.
"Gempa susulan masih dirasakan di lapangan meski dengan kekuatan lebih kecil dari gempa sebelumnya," kata Abdul Muhari.
BNPB mengimbau kepada warga di Kabupaten Cianjur dan sekitarnya untuk mengungsi apabila dirasa rumahnya masih belum aman dari bahaya gempa bumi. Warga diimbau untuk tetap waspada akan adanya potensi gempa susulan.
Selain itu, warga juga diminta untuk mengikuti dan mendapatkan informasi dari kanal resmi BNPB, BMKG, BPBD, dan pemerintah daerah setempat.
Seperti diketahui, terjadi gempa bumi bermagnitudo 5,6 terjadi pada Senin (21/11) siang pukul 13.21 WIB.
Pihak Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengatakan, pusat gempa berlokasi di Sukalarang, Sukabumi, Jawa Barat, pada kedalaman 11 kilometer.
Menurut BMKG, gempa yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat aktivitas sesar Cimandiri.
Karakter gempa dangkal inilah yang menurut BMKG membuat dampaknya begitu merusak.
Getaran gempa terasa di wilayah Cianjur, Garut, Sukabumi, Bandung, hingga Jakarta.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati juga mengingatkan bahaya ikutan berupa longsor akibat guncangan gempa di tengah musim hujan.
"Kami mohon waspadai juga apabila sedang hujan, mohon tidak berada di dekat lereng atau menghindari dari bantaran sungai yang dikhawatirkan berpotensi mengalami banjir bandang," kata Dwikorita, dikutip dari BBC News Indonesia.
Laporan | : | Supri |
Editor | : | Ruslan Amrullah |