Jumat, 11 November 2022 - 15:19 WIB
Suasana pemakaman Tiara, warga Desa Warukin, Tabalong, Kalsel yang meninggal karena kecelakaan beberapa hari lalu.(Kades Warukin untuk BPost)
Artikel.news, Tabalong - Seorang gadis meninggal dalam kecelakaan di Desa Warukin, Kecamatan Tanta, Kabupaten Tabalong, Kalimantan selatan.
Korban alami kecelakaan saat berangkat kerja. Padahal korban adalah tulang punggung keluarga. Ayah dan ibunya sedang dalam kondisi sakit stroke.
Kesedihan mendalam tampak dirasakan pasangan Tono (58) dan Yanjim Asra (58). Mata keduanya sembab. Sesekali menatap kosong ke satu arah, yakni peti mati berisi jenazah Tiara (19), putri kesayangan mereka.
Keduanya tampak sangat terpukul mengetahui anak bungsu yang menjadi tulang punggung keluarga, meninggal setelah mengalami kecelakaan.
Dilansir dari Banjarmasinpost.co.id, Jumat (11/11/2022), keluarga ini memang tergolong kurang mampu, meskipun tinggal di rumah yang cukup layak huni, terbuat dari papan kayu dan beratap seng.
Namun berdasarkan data pemerintah desa setempat, termasuk sebagai penerima Bantuan Langsung Tunai (BLT), yakni bantuan bagi keluarga prasejahtera.
Nestapa pasangan Tono dan Yanjim ini pun menuai simpati dari para kerabat dan tetangga yang membanjiri pemakaman Tiara.
Mendiang dimakamkan secara katholik di pemakaman umum Kristen yang ada di Desa Warukin pada Selasa (8/11/2022) siang.
Prosesi pemakaman dihadiri banyak warga, baik dari Warukin maupun keluarga korban dari Kalteng dan juga dari pihak perusahaan tempat mendiang bekerja.
Karena Tono dan Yanjim mengalami stroke, keterangan didapat dari Dedy Unjang, Kepala Desa Warukin, yang juga kerabat korban dari pihak ibunya.
Dedy mengatakan semasa hidup, korbanlah yang tinggal serumah bersama orangtuanya yang kini sedang sakit.
Sementara dua kakaknya telah tinggal terpisah karena telah berumahtangga. Satu di Kabupaten Balangan, Kalsel dan satunya lagi di Provinsi Kalteng.
"Mendiang ini tulang punggung keluarga," ujar Dedy.
Sedangkan kedua saudaranya walaupun sudah bekeluarga tetapi secara ekonomi juga tergolong pas-pas dan menetap di daerah lain.
Menurut Dedy, korban ini dari silsilah keluarga merupakan termasuk sebagai cucunya karena ibu korban merupakan masih keponakannya.
Sehingga dirinya cukup mengetahui bagaimana kondisi kehidupan sehari-hari korban dan kedua orangtuanya.
"Kami di Warukin ini keluarga semua, paling jauh sepupu tiga kali," ucapnya.
Orangtua korban ini dengan kondisinya yang mengalami stroke, maka untuk bisa membantu desa memasukannya sebagai penerima BLT
Sebagai satu-satunya anak yang masih tinggal bersama ayah dan ibunya, korban inilah yang mengurusi kedua orangtuanya.
Korban juga yang jadi tulang punggung karena ayah dan ibunya telah lama sakit akibat terserang stroke.
"Kalau ayahnya sudah sekitar setahunan ini kena stroke dan ibunya sekitar lima tahun," ucapnya.
Awalnya sebelum terkena stroke, ayah korban yang berhenti bekerja sebagai wakar di perusahaan masih bisa ke kebun untuk menyadap karet, namun kini tak bisa lagi.
Begitu pula ibu korban juga sama sudah sekitar lima tahunan, tidak bisa lagi bekerja mencari nafkah.
Keduanya sama-sama terkena stroke sebelah, berjalan masih bisa tapi sudah tidak bisa untuk bekerja," ujarnya.
Dengan kondisi kedua orangtuanya inilah, korban yang baru lulus sekolah kemudian bekerja di perusahaan katering.
Namun takdir berkata lain, tulang punggung keluarga ini justru harus pergi meninggalkan kedua orangtua dan keluarga untuk selama-lamanya.
"Kecelakaannya terjadi Kamis (4/11/2022) subuh tak jauh dari rumah mungkin sekitar 500 meter, saat itu dia mau berangkat kerja, berangkat dari rumah subuh," katanya.
Dalam perjalanan menggunakan sepeda motor dengan kondisi suasana agak sedikit berkabut, korban mengalami kecelakaan karena menabrak dump truk rusak yang terpakir di bahu jalan.
"Tidak ada rambu-rambu di dekat truk sehingga korban tertabrak bagian belakang truk," tambahnya.
Korban yang mengalami luka cukup parah sempat dilarikan ke rumah sakit dan dirawat beberapa hari, namun akhirnya menghembuskan nafas terakhir di sana.
Laporan | : | Supri |
Editor | : | Ruslan Amrullah |