Rabu, 07 September 2022 - 22:57 WIB
Anggota Komisi B DPRD Makassar, Syamsuddin Raga.(foto: Sulselekspres.com)
Artikel.news, Makassar -- Sejumlah legislator di DPRD Makassar tak sepakat jika pesta rakyat Makasar F8 dikomersialkan.
Anggota Komisi B DPRD Makassar, Syamsuddin Raga menilai, F8 semestinya menjadi forum bersama dalam menumbuhkan ekonomi. Diperuntukkan bagi seluruh kalangan, tidak hanya bagi segelintir pihak.
"Ini sudah jadi kegiatan dan ladang komersialisasi. Ini sangat disayangkan," ujarnya, dilansir dari Fajar.co.id, Rabu (7/9/2022).
Menurutnya, F8 menjadi hiburan bagi masyarakat. Sehingga tak semestinya dibebankan biaya yang begitu tinggi. Terutama karena masih dalam tahap pemulihan ekonomi pasca Covid-19 dan diterpa harga BBM yang naik.
"Kebijakan F8 beberapa waktu lalu oleh Pak Wali Kota itu tidak ada yang berbayar. Sekarang untuk masuk harus bayar ini itu. Berarti ini ada kepentingan sesuatu," jelas Legislator Perindo ini.
Dia menambahkan, masalah ini memberatkan masyarakat kecil yang juga ingin mendapatkan kesempatan dalam perputaran ekonomi di Makassar lewat F8.
"Ini kan awalnya program untuk seluruh masyarakat Makassar. Ketika ada iuran yang mengikat, harus bayar ke panitia berarti sudah jadi penghalang bagi masyarakat untuk mengunjungi objek wisata mereka (Anjungan Pantai Losari)," terangnya.
Anggota Komisi D DPRD Makassar, Hamzah Hamid menyebut, soal komersialisasi yang dilakukan tersebut menurutnya sudah masuk akal.
"F8 tidak dianggarkan oleh Pemkot, tetapi diswastakan. Tentu saja pihak swasta ini berpikir bagaimana caranya dia dapat anggaran," ujar Legislator PAN ini.
Hanya saja, tetap perlu ada klasifikasi di kawasan tersebut. Agar bisa memberikan kesempatan bagi masyarakat kurang untuk memperoleh hiburan. Caranya dengan membuat kawasan-kawasan yang bisa diakses secara gratis, tidak dipungut biaya sepeserpun.
"Perlu ada area tertentu harus berbayar, tetapi di tempat lain (gratis)," sarannya.
Ini juga memberikan kesempatan bagi pedagang-pedagang kecil di seluruh penjuru Makassar untuk mengais rezeki. Sebab ada multiplier effect bagi perekonomian Makassar.
"Warga dan pendatang dari luar pasti ingin cari hiburan di Makassar. Nyaman untuk duduk-duduk. Kamar hotel juga akan penuh," jelas Hamzah.
Laporan | : | Wahyu |
Editor | : | Ruslan Amrullah |