Jumat, 04 Maret 2022 - 16:39 WIB
Ilustrasi hipnotis
Artikel.news, Blitar - Seorang nenek berusia 70 tahun jadi korban gendam atau sejenis hipnotis. Dia pun harus rela kehilangan cincin emasnya dibawa kabur oleh orang yang menghipnotisnya itu.
Adalah Poniyem, warha Dusun Sumbermanggis, Desa Sumberurip, Kecamatan Doko, Kabupaten Blitar, yang menjadi korban hipnotis tersebut.
Pelakunya adalah dua pria yang mengaku sebagai intel kepolisian. Peristiwa ini terjadi pada Kamis (3/3/2022) kemarin.
Polsek Doko pun langsung memberikan atensi terhadap kejadian ini. Apalagi pelakunya mengaku sebagai intel.
"Kami masih menyelidikinya, dengan bermodalkan keterangan korban, yang mengenali ciri-siri pelakunya. Di antaranya, sepeda motor bebek yang dikendarai pelakunya," kata Kapolsek Doko, AKP Nanik Sri Untari, dikutip dari Surya.co.id, Jumat (4/3/2022).
Kejadian ini seperti mengulangi aksi beberapa waktu lalu, di mana ada dua orang mengaku dari Dinas Sosial Pemkab Blitar dan merampas perhiasan seorang nenek. Sasarannya selalu sama yakni, nenek-nenek, yang sedang duduk sendirian di teras rumahnya.
Meski tak sampai mengalami sesuatu, seperti mendadak kepalanya pusing, namun korban kali ini juga kehilangan perhiasannya. Menurut kapolsek, aksi gendam itu terjadi sekitar pukul 09.30 WIB.
Tidak dipastikan apakah kedua pelaku adalah orang yang sama atau hanya memiliki kesamaan modus. Namun sepertinya mereka sengaja mencari sasaran ke desa-desa terpencil.
Padahal untuk mencapai dusun di mana Poniyem tinggal, juga tidak mudah. Selain jauh dari mana-mana kalau sampai aksinya ketahuan oleh warga, pelaku dipastikan tidak akan bisa lolos.
Sebab untuk masuk desa itu hanya ada satu jalan, yang menghubungkan ke desa lain. Karena desa itu dikelilingi areal perkebunan cengkeh yang cukup luas atau lebih dari 500 hektare.
"Pelaku datang berboncengan sepeda motor bebek jenis Honda Revo. Keduanya sama-sama mengenakan helm dan jaket hitam," papar anak perempuan korban.
Saat kejadian itu, anak korban sedang mencuci di belakang rumah sehingga tidak tahu apa yang sedang dialami ibunya. Menurutnya, saat itu ibunya habis sarapan lalu seperti biasanya duduk di teras rumah.
Saat itulah datang dua pelaku di depan rumah korban. Yang satu tetap standby di atas sepeda motornya, diduga berjaga-jaga kalau ada orang lain yang memergoki.
Sedangkan pria yang dibonceng turun lalu mendekati korban. Tanpa bicara basa-basi, ia berdiri di depan korban, yang sedang duduk di teras rumahnya.
"Mbah, saya lihat sampeyan kok nggak punya meja kursi. Mau tidak kalau saya beri. Saya ini dari anggota intel polisi," sapa pelaku kepada korban.
Poniyem tidak langsung dijawab namun ia meminta izin untuk berbicara dengan anak perempuannya. Namun ketika berdiri untuk bicara ke anaknya, pelaku cepat melarangnya.
"Tidak usah mbah. Sudah, cincinnya itu dilepas, saya pinjam sebentar. Nanti sore akan kami kembalikan sambil mengirim meja kursi," paparnya.
Anehnya, tidak ada penolakan dari Poniyem karena si nenek langsung menurut untuk melepaskan cincinnya. Begitu cincin korban sudah diserahkan, dua pelaku langsung kabur ke arah Selatan.
Dan selama beberapa saat Poniyem seperti tidak fokus dan tidak segera berbicara ke anaknya sehingga pelaku sudah kabur jauh. Dugaannya, pelaku kabur ke arah Kecamatan Doko, yang berjarak 6 KM dari rumah korban.
Namun untuk bisa keluar dari desa itu, pelaku harus melintasi jalan sepanjang 2 KM yang ada di dalam perkebunan cengkeh Branggah Banaran. Di dalam lokasi perkebunan itu, ada kolam renang, bangunan pengelolaan cengkeh dll. *****
Laporan | : | Faisal |
Editor | : | Ruslan Amrullah |