Selasa, 08 Februari 2022 - 18:18 WIB
Artikel.news, Jakarta - Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas angkat bicara soal laporan terhadap Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman atas dugaan penodaan agama ke Pusat Polisi Militer TNI AD (Puspomad TNI).
Laporan tersebut terkait pernyataan Dudung 'Tuhan kita bukan orang Arab' saat diwawancarai Deddy Corbuzier.
Dudung mengungkapkan pernyataan itu dalam konteks berdoa menggunakan bahasa Indonesia, bukan bahasa Arab.
Yaqut menjelaskan, pernyataan Dudung tentang pilihannya berdoa dengan bahasa Indonesia itu adalah hal yang tak perlu diperdebatkan.
“Itu clear sekali kalau kita memahami pernyataan Jenderal Dudung secara utuh. Pernyataan itu juga menjadi penegasan bahwa Tuhan memang bukan makhluk, tapi sebagai Khalik (Sang Pencipta). Sudahlah, tidak ada yang perlu diributkan dengan statemen itu,” ujar Yaqut dalam keterangannya, dilansir dari Kumparan.com, Selasa (8/2.2022).
Diketahui, Dudung dilaporkan oleh Koalisi Ulama dan Pengacara Anti Penodaan Agama (KUHAP APA) atas pernyataannya tersebut. Dalam laporannya, Dudung diduga melakukan penodaan agama atas pernyataannya itu.
Menurut Yaqut, dalam berdoa setelah salat, umat Islam diperbolehkan menggunakan bahasa apa pun, termasuk bahasa Indonesia. Pernyataan Dudung dalam podcast tersebut juga dalam konteks soal pilihan dan cara berkomunikasi dengan Tuhan, jelas bukan bermaksud memposisikan Allah sebagai makhluk.
Kalimat Dudung ‘karena Tuhan Kita itu Bukan Orang Arab’, disebut oleh Yaqut, adalah tidak berdiri sendiri tapi bermakna penegasan setelah kalimat ‘Pakai bahasa Indonesia saja’.
Yaut mengajak semua pihak untuk mengedepankan proses klarifikasi (tabayyun) ketika melihat persoalan yang dinilai ambigu. Termasuk pada pernyataan Dudung, semestinya bisa diselesaikan dulu dengan bertemu atau berdiskusi langsung. Cara tersebut, menurut Yaqut, akan lebih elegan dan tak menguras energi.
Dia menilai, sebagai petinggi TNI, Dudung sudah pasti dibekali kedalaman pengetahuan dan kematangan cara berkomunikasi kepada publik. Dengan keyakinan itu, Yaqut menilai, Dudung tentu memiliki kehati-hatian dan mampu mengukur dampak pernyataan atau tindakannya di tengah publik.
“Termasuk soal agama, Jenderal Dudung justru selama ini memberikan perhatian besar terhadap upaya menjaga kerukunan umat beragama di Indonesia. Mari kita harus jernih melihat setiap persoalan,” pungkas Menag.
Laporan | : | Supri |
Editor | : | Ruslan Amrullah |